LINGKAR KEDIRI - Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat di Afghanistan pada hari ini Senin 16 Agustus waktu setempat.
Pertemuan tersebut diselenggarakn menyusul situasi yang mencekam di Afghanistan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan akan memberi penjelasan singkat kepada anggota dewan tentang situasi terbaru setelah Taliban mengambil alih ibukota, Kabul.
Jumat lalu PBB telah mendesak Taliban untuk segera menghentikan serangan mereka di Afghanistan dan bernegosiasi dengan itikad baik untuk mencegah perang saudara yang berkepanjangan.
Baca Juga: Kuasai Kabul Hingga Segel Istana Negara, Presiden Afghanistan Akui Kemenangan Taliban
Antonio juga mengatakan dia sangat terganggu oleh indikasi awal bahwa Taliban memberlakukan pembatasan ketat di daerah-daerah yang mereka kuasai.
PBB meminta Taliban dan pihak lain di Afghanistan untuk melindungi warga sipil dan pekerja kemanusiaan PBB.
Dalam sebuah pernyataan, Jens Laerke, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), mengatakan PBB terus memantau dan menilai situasi dengan cermat.
Laerke tidak memberikan informasi tentang evakuasi staf PBB yang bekerja di seluruh negeri.
Dalam sebuah pernyataan, bagaimanapun, Taliban mengatakan mereka tidak bermaksud memasuki Kabul dengan paksa atau perang.
Taliban mengatakan bahwa sampai selesainya proses transisi, keamanan Kabul akan menjadi milik pemerintah Afghanistan.
Ia menambahkan bahwa tidak ada pembalasan yang akan dilakukan terhadap warga sipil atau anggota militer yang melayani pemerintahan Kabul.
Sementara pasukan AS mulai mengevakuasi kedutaan besar negara itu di Kabul, NATO mengatakan para pejabatnya telah dipindahkan ke"tempat-tempat aman di dalam ibu kota.
Kementerian Luar Negeri Turki juga mendesak warga negara Turki yang ingin meninggalkan Afghanistan untuk segera memberi tahu Kedutaan Besar Turki di Kabul.
PBB mengatakan lebih dari 550.000 orang di Afghanistan telah meninggalkan rumah mereka karena konflik sejak awal tahun ini.
Pembaruan situasional yang diterbitkan Minggu oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) yang berbasis di Jenewa menunjukkan sekitar 126.000 orang mengungsi pada bulan sebelumnya hingga 9 Agustus.
Seorang juru bicara UNHCR mengatakan bahwa sementara situasi di dalam Afghanistan tidak stabil.***