Amerika Serikat Dipermalukan di Mata Dunia Usai Berikan Sanksi pada Rusia, Kini Giliran AS yang Kebingungan

10 Maret 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi kilang minyak, Rusia peringatkan harga minyak dunia capai 300 dolar AS akibat sanksi Barat /piqsels/

LINGKAR KEDIRI - Setelah Amerika Serikat (AS) menghukum Rusia dengan berbagai sanksi, kini giliran AS sendiri yang kena batunya.

Amerika memang gencar menyuarakan sanksi kepada Rusia.

Bahkan Amerika juga tak henti-hentinya mempengaruhi Rusia agar menuruti perintah AS.

Baca Juga: Mampu Gempur Habis Ukraina, Sukhoi Su-34 Rusia Jadi Ancaman Besar Bagi AS dan NATO, Begini Ketangguhannya

Dan kini, Amerika justru mengemis mendekati negara teluk, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).

Pendekatan AS ini dimaksudkan agar Arab Saudi maupun UEA bisa meningkatkan ekspor minyak supayar mampu mengimbangi kenaikan harga terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina.

Apalagi Amerika baru saja melarang impor minyak dari Rusia sebagai sanksi atas invasinya ke Ukraina.

Amerika bisa dibilang kembali menjilat ludahnya sendiri saat mendekati Arab Saudi.

Pasalnya, Joe Biden saat kampanye kepresidenan menyebut Arab Saudi sebagai negara pariah dengan nilai penebusan sosial yang sangat sedikit di pemerintahannya saat ini.

Baca Juga: Menjelang Bukti Kuat Ditemukan, 11 Temuan di Kasus Subang Ini Perlu Didalami Polisi untuk Mengungkap Pelaku

Tapi sekarang, dengan harga minyak yang akan melambung di AS, Arab Saudi dan negara teluk lainnya jadi sangat penting bagi AS layaknya Iran.

Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) dikabarkan menolak panggilan telepon AS.

Hal yang sama dilakukan Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan (MBZ) dari UEA yang juga menolak AS.

Amerika meminta pada kedua pemimpin tersebut untuk berbicara dengan Biden dalam beberapa pekan terakhir.

“Ada beberapa harapan dari panggilan telepon, tetapi itu tidak terjadi,” kata seorang pejabat AS yang bermaksud melakukan panggilan kepada MBS.

Sebelumnya, baik MBS maupun Sheikh Mohammed menerima telepon dari Presiden Rusia, Vladimir Putin pekan lalu menurut laporan WSJ.

Di bawah pemerintahan Donald Trump, hubungan antara AS dan Arab Saudi berkembang pesat. Sementara UEA menormalkan hubungan dengan Israel yang ditengahi oleh pemerintahan yang sama.

Baca Juga: Sah, Gading Marten Resmi Jadi Presiden Klub Persik Kediri

Sedangkan di pemerintahan Biden, AS malah mendesak untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran.

AS juga telah menghapus Houthi yang didukung Iran dari daftar teror negara.

Kesepakatan ini membuat Saudi dan UEA marah karena menjadi sasaran Houthi dalam beberapa pekan terakhir.

Sekarang, AS mengemis kepada Arab Saudi dan UEA untuk menebus hilangnya pasokan minyak dari Rusia.

Namun, kedua negara menolak untuk memompa lebih banyak minyak dan malah akan tetap mengikuti protokol OPEC.

Beberapa hari yang lalu, Amerika Serikat (AS) mengirim delegasi ke Caracas, Venezuela untuk bertemu dengan Nicolas Maduro.

Washington ingin agar Venezuela dapat kembali memasok minyak ke Amerika setelah tidak lagi bergantung pada Rusia.

Baca Juga: Nyeri Otot, Sakit Pinggang dan Nyeri Sendi Sembuh Total, Cukup Rutin Minum 1 Gelas Rebusan Ini, Tubuh Sehat

Dilansir dari Jurnal Palopo dalam "Karma Langsung Lunas, Larang Impor BBM Rusia, Amerika Ditolak Saudi dan UEA saat Meminta Minyak."

Mereka juga berharap dapat menjauhkan pemerintahan Venezuela yang merupakan sekutu Vladimir Putin.

Pada tahun 2019, Washington memutuskan hubungan diplomatik dengan Caracas dan menuduh pemimpin otoriter Venezuela melakukan kecurangan pemilu.

Pemerintahan Trump kemudian mencoba menggulingkan Maduro dengan menjatuhkan sanksi pada ekspor minyak.

Menurut beberapa ahli, negara Venezuela akan dapat menutupi sebagian kerugian AS jika mereka memutuskan untuk mengurangi impor minyak Rusia.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***(Gunawan Bahruddin/Jurnal Palopo)

 

Editor: Haniv Avivu

Sumber: Jurnal Palopo

Tags

Terkini

Terpopuler