AS dan Uni Eropa Berusaha Menjatuhkan Ekonomi Rusia, Vladimir Putin: Sanksi Ekonomi Barat Telah Gagal

25 April 2022, 08:30 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin. Di tengah invasi ke Ukraina, Vladimir Putin diduga menderita kanker. /Sputnik/Mikhail Klimentyev/Reuters

LINGKAR KEDIRI – Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina hingga saat ini masih berlanjut.

Invasi yang dimulai oleh Rusia telah membuat kesengsaraan bagi penduduk Ukraina.

Banyak media yang melaporkan kehancuran yang besar, terutama pada bangunan-bangunan di Ukraina.

Baca Juga: Geliat Pasar Santri di Jember Dengan Nuansa Ekonomi Kreatif yang Menonjolkan Pertunjukan Budaya

Selain itu juga banyak korban jiwa berjatuhan saat Rusia memulai invasi dan operasi militernya di Ukraina.

Serangan militer yang begitu besar dari Rusia ini tidak membuat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerah begitu saja.

Justru Zelensky semakin memperkuat pasukannya untuk mempertahankan kedaulatan negara yang dipimpinnya.

Semenjak dimulainya invasi, banyak negara yang mengencam tindakan Rusia di Ukraina tersebut.

Bahkan Amerika Serikat dan negara Uni Eropa juga telah menjatuhkan banak sanksi kepada Rusia.

Baca Juga: Kemenpora Ungkap Akan Pentingnya Memanfaatkan Momentum G20 yang Akan Digelar di Bali

Walau demikian, nampaknya AS dan Uni Eropa juga terkena imbas akibat menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

Dilansir dari Zing News, Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan bahwa sanksi ekonomi dari Barat telah gagal menjatuhkan Moskow.

Hal tersebut disampaikan oleh Vladimir Putin lantaran, Barat yang menjatuhkan sanksi kepada Rusia juga mengalami dampak negatif bagi negaranya masing-masing.

 “Niat mereka adalah untuk segera mengganggu ekonomi dan keuangan negara kita, menyebabkan kepanikan di pasar, menyebabkan sistem perbankan runtuh, dan membuat barang-barang kekurangan pasokan dalam skala besar,” kata Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga: Gadis Cantik Ini Harus Meregang Nyawa Usai Ditusuk Kekasihnya Sendiri yang Tak Lain Adalah Dosen

“Kami dapat yakin bahwa kebijakan ini telah gagal, strategi kilatan ekonomi telah gagal,” lanjutnya.

Presiden Rusia tersebut juga menegaskan bahwa Rusia telah berdiri teguh dalam menghadapi tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ia bahkan juga menunjukkan bahwa situasi secara bertahap stabil, nilai rubel kembali ke level paruh pertama Februari dan surplus pembayaran mencapai $ 58 miliar , rekor tertinggi.

“Aliran mata uang asing kembali ke sistem perbankan Rusia, volume simpanan individu meningkat secara bertahap,” katanya.

“Selain itu, sanksi telah mempengaruhi pemrakarsa: Inflasi dan tingkat pengangguran meningkat, ekonomi AS dan Eropa cenderung semakin buruk, standar hidup Eropa jatuh, sementara tabungan mereka terdepresiasi,” kata Putin.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Haniv Avivu

Tags

Terkini

Terpopuler