Berita Buruk Bagi Zelensky, Media AS Bongkar Strategi Baru Putin dalam Melumpuhkan Ukraina

30 April 2022, 08:00 WIB
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Ibu Kota Kyiv, Kamis, 28 April 2022. /Reuters/Valentyn Ogirenko/

 

 

LINGKAR KEDIRI – Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina hingga saat ini masih belum menemukan titik perdamaian. 

Konflik yang menimpa dua negara bertetangga tersebut justru semakin luas dan memanas.

Gempuran dari rudal-rudal yang ditembakkan oleh Rusia telah membuat bangunan di Ukraina mengamai kerusakan yang sangat parah.

 Baca Juga: 5 Tanaman Ampuh yang Bisa Menangkal Santet dan Ilmu Hitam

Tak hanya itu saja, bahkan dalam perang ini banyak warga sipil dari Ukraina yang tewas.

Walau demikian, pihak dari Rusia terus mengelak bahwa mereka tidak menyerang warga sipil Ukraina sama sekali.

Infrastruktur penting milik Ukraina juga dikabarkan banyak yang hancur akibat dibombardir oleh pasukan Rusia.

Walau demikian Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak menyerah begitu saja dari Rusia, justru ia semakin memperkuat pasukannya dalam menghadai invasi dari Putin.

 Baca Juga: Kerusakan Parah Terjadi, Militer Rusia Mulai Menyerang Jantung Pertahan Ukraina, Kyiv Dalam Bahaya

Baru-baru ini Amerika Serikat bongkar strategi baru Rusia dalam perang di Ukraina.

Dilansir dari 19fortyfive.com, media AS ini mengatakan bahwa Rusia pergeseran pasukan dari Mariupol ke Ukraina timur.

Militer Rusia sekali lagi mengubah tujuannya secara terbuka dan sekarang mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengambil tidak hanya wilayah timur tetapi selatan Ukraina dan bergerak menuju daerah separatis yang didukung Rusia di Transinistra di dalam negara kecil Moldava.

Mayor Jenderal Rustam Minnekaev, wakil komandan Distrik Militer Pusat mengatakan kepada media berita Rusia pada hari Jumat bahwa “Sejak dimulainya fase kedua dari operasi khusus… salah satu tugas tentara Rusia adalah membangun kendali penuh atas Donbas dan Ukraina selatan.”

 Baca Juga: Isu Panas, Media Asing Sebut Miliarder Elon Musk Akan Keluarkan Uang Untuk Beli MU?

“Kontrol atas selatan Ukraina adalah jalan keluar lain ke Transnistria, di mana ada kasus orang-orang berbahasa Rusia yang tertindas,” tambah Minnekaev.

Namun, apa yang disampaikan oleh Minnekaev tersebut bertentangan dengan apa yang dikatakan Presiden Rusia Vladimir Putin di awal perang.

Yang mana disebutkan oleh Putin bahwa “operasi militer khusus” Rusia tidak berniat menduduki Ukraina tetapi hanya berusaha untuk “mendenazifikasi dan demiliterisasi negara.”

Media AS tersebut juga mengatakan bahwa pergeseran strategis dalam tujuan mereka di jantung industri Donbas timur telah memperpendek garis mereka dan membuat garis hidup logistik mereka lebih pendek, banyak masalah yang sama yang telah mengganggu invasi Rusia terus berlanjut.

Dikatakan juga bahwa Rusia  belum memiliki koordinasi yang tepat antara angkatan udara dan unit darat, sesuatu yang dilakukan AS dan Barat secara konsisten.

“Dan bukannya mengerahkan kembali, menyusun kembali, dan mempersenjatai kembali unitnya yang telah menderita banyak korban, mereka malah melemparkan mereka kembali ke medan pertempuran saat mereka mencoba untuk mendapatkan kemenangan besar di medan perang sebelum parade 9 Mei, Hari Kemenangan di Moskow, di mana Rusia merayakan penyerahan Jerman selama "Perang Patriotik Hebat" yang merupakan ciri khas Perang Dunia II,” tulis laporan 19fortyfive.com

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

 

Editor: Haniv Avivu

Tags

Terkini

Terpopuler