Serangan Rusia Semakin Mematikan, Putin Kirim Pasukan Cadangan ke Sievierodonetsk untuk Menguasai Kota

23 Juni 2022, 09:25 WIB
100 Hari Perang Rusia-Ukraina, Tentara Zelensky Klaim bebaskan sebagian kawasan Kyiv. /Ukrinform

LINGKAR KEDIRI – Operasi militer dan invasi yang dimulai oleh Rusia di Ukraina sejak 24 Februari 2022 sampai saat ini masih belum menemukan titik akhir untuk berdamai. 

Bahkan sampai saat ini masih belum ada informasi lebih lanjut terkait pemicaraan damai antara Rusia an Ukraina untuk mengakhiri permusuhan.

Perang yang dimulai oleh Rusia saat ini memasuki empat Bulan telah membuat banyak korban jiwa berjatuhan terutama dari penuduk Ukraina.

Baca Juga: Tidak Dimiliki Militer Darat AS, Ukraina Lebih Dulu Dapatkan Rudal Canggih Ini dari Amerika

Walau demikian, Rusia selalu mengatakan bahwa mereka tidak melakukan serangan terhadap penduduk sipil di Ukraina.

Perang yang tidak kunjung berakhir ini, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengirim pasukan cadangan ke kota Sievierodonetsk. 

Dilansir dari Zing News, disampaikan oleh Gubernur Lugansk Serhiy Gaidai pada 18 Juni 2022, bahwaw Rusia mengirim sejumlah besar cadangan dari front lain ke Sievierodonetsk untuk mencoba menguasai seluruh kota garis depan. 

“Hari ini, besok atau lusa, mereka akan menggelar semua cadangan yang mereka miliki. Di sini (Sievierodonetsk) sudah memiliki banyak cadangan, sehingga jumlah mereka berada pada tingkat yang dapat mendorong,” kata Gaidai.

Baca Juga: Perang Rusia vs Ukraina: Perajurit Zelensky di Kota Sievierodonetsk Mulai Menyerahkan Diri ke Moskow 

Bahkan Gaidai juga mengatakan bahwa militer Rusia menguasai sebagian besar kota Sievierodonetsk tetapi tidak semuanya.

Selain itu dalam pertempuran di Lysychansk, sebuah kota yang terhubung ke Sievierodonetsk melalui jembatan juga mengalami situasi sulit.

“Situasi di Lysychansk pada khususnya dan provinsi pada umumnya sangat sulit,” kata Gaidai. 

Dia juga menambahkan bahwa militer Rusia menghalangi posisi Ukraina dalam 24 jam sehari.

Gaidai juga memperingatkan risiko Rusia mengepung Lysychansk dengan memutus rute pasokan.

Baca Juga: Kasus Subang, Yosef Akhirnya Mengungkap Kejadian Sebelum Pembunuhan Terjadi: Amel Itu Ingin..

Kehidupan rakyat jelata yang tersisa di Lysychansk sangat sulit, bahkan penduduk di wilayah itu tidak memiliki sinyal telepon, listrik atau air. 

Bahkan penduduk di Lysychansk harus membuat api sendiri untuk memasak dan bersembunyi di ruang bawah tanah. 

Gaidai mengatakan bahwa sekitar 10 persen dari penduduk wilayah Lysychansk tetap berada di kota.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

Editor: Donna Lia Suhervina

Sumber: Zing News

Tags

Terkini

Terpopuler