LINGKAR KEDIRI - Presiden Joe Biden mengumumkan pada 26 Juni bahwa AS dan sekutunya di G7 akan memberlakukan embargo terhadap ekspor emas dari Rusia.
"G7 akan bersama-sama mengumumkan embargo emas Rusia, ekspor utama yang mendatangkan puluhan miliar dolar bagi negara itu," tulis Biden di Twitter.
Baca Juga: Kemampuan Man City Tak Main-main dalam Perekrutan Para Pemain Kelas Dunia
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa tindakan kolektif G7 akan memukul oligarki dan melukai mesin militer Rusia.
"Embargo akan memiliki skala global, secara resmi menghapus emas Rusia dari pasar internasional," kata Johnson.
Baca Juga: Fans MU Marah Besar Karena Hal Ini hingga Menggantungkan Spanduk Protes
Langkah tersebut merupakan langkah untuk memeras salah satu penghasil devisa utama Moskow, dengan tujuan memotong pasokan pembiayaan untuk kampanye militer Rusia di Ukraina.
Seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengungkapkan bahwa embargo kolektif akan diumumkan secara resmi selama pertemuan G7 pada 28 Juni (waktu setempat).
Keputusan ini akan semakin mengisolasi Rusia dari sistem keuangan internasional.
Baca Juga: CEO Man City Akhirnya Mengungkap Alasan Tim Merekrut Erling Haaland
Embargo emas akan menjadi langkah berikutnya dalam serangkaian sanksi ekonomi yang telah dijatuhkan Barat kepada Rusia untuk memotong pendapatan mata uang asing yang dapat digunakan untuk mendanai kampanye militer Moskow di Ukraina.
Sebelumnya, Barat memberlakukan embargo impor minyak mentah dari Rusia, yang merupakan sumber pendapatan mata uang asing terbesar bagi Moskow. Bank-bank besar Rusia juga telah dikeluarkan dari Jaringan Global Telekomunikasi Keuangan Antar Bank (SWIFT).***