Kewaspadaan Berlapis, Ternyata Ada Kemungkinan Terinfeksi Corona Lebih dari Sekali

15 Oktober 2020, 11:08 WIB
Kasus virus corona dapat menginfeksi seseorang lebih dari sekali //Pexels/Markus Winkler

LINGKAR KEDIRI- Berkaca dari kasus meninggalnya seorang lansia di Belanda yang sudah dua kali terpapar virus corona. Publik perlu mewaspai virus ini dengan serius.

Ternyata diketahui bahwa seseorang yang sudah pernah terinfeksi virus corona juga masih memiliki kemungkinan untuk tertular lagi.

Para ilmuwan mengatakan susunan genetik dari setiap virus berbeda-beda.

Baca Juga: Mengejutkan! Seorang Lansia Dua Kali Terinfeksi Corona, Simak Kronologinya

Hal ini yang membuat peneliti menyimpulkan kemungkinan seseorang dapat terinfeksi virus kembali.

Belanda memiliki lebih dari 189.000 kasus pandemi yang dikonfirmasi dan kematian telah mencapai 6.631.

Berita tragis ini muncul hanya beberapa hari setelah seorang pria berusia 25 tahun di AS terkena jenis virus yang sedikit berbeda.

Baca Juga: Lowongan Kerja Oktober 2020, Yakult Indonesia Buka Lowongan untuk Lulusan S1

Dilansir dari laman Pikiran Rakyat, penulis studi di Lancet Infectious Diseases Journal mengungkapkan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Penemuan menunjukkan bahwa paparan sebelumnya terhadap virus mungkin tidak menjamin kekebalan total dan setiap orang harus terus mengikuti langkah-langkah pengendalian.

Menurut laporan, infeksi kedua pria itu lebih parah daripada yang pertama dan dirawat di rumah sakit dengan bantuan oksigen.

Baca Juga: Pertamina Resmi Turunkan Harga Pertamax, Simak Syarat dan Ketentuannya

"Penting untuk dicatat bahwa ini adalah temuan tunggal dan tidak memberikan generalisasi dari fenomena ini," ujar Mark Pandori, penulis utama dari Laboratorium Kesehatan Masyarakat Negara Bagian Nevada, AS.

"Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian, kemungkinan infeksi ulang dapat memiliki implikasi yang signifikan bagi pemahaman kita tentang kekebalan COVID-19, terutama dengan tidak adanya vaksin yang efektif," tuturnya.

Ia juga mengingatkan kepada para penyintas Covid-19 untuk selalu menjaga kesehatan dan melakukan segala pencegahan serius dengan menjalankan protokol kesehatan agar tak kembali terpapar.

"Secara keseluruhan, ada kekurangan sekuensing genom yang komprehensif dari kasus COVID-19 positif baik di AS maupun di seluruh dunia, serta kurangnya skrining dan pengujian, yang membatasi kemampuan peneliti dan pejabat kesehatan masyarakat untuk mendiagnosis, memantau, dan dapatkan pelacakan genetik untuk virus," pungkasnya.*** (Rahmi Nurfajriani/ Pikiran Rakyat)

Editor: Ajeng Eka Illahianty

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler