Insiden Prancis: 3 Orang Tewas di Gereja Nice, Tersangka Berucap Allahu Akbar Diduga Dari Tunisia

30 Oktober 2020, 10:32 WIB
Walikota Nice Christian Estrosi mengatakan bahwa itu diduga serangan teroris.* / Police Nationale

LINGKAR KEDIRI - Insiden penusukan yang terjadi di gereja Nice Prancis menyebabkan 3 orang tewas.

Kejadian tersebut terjadi pada Kamis 29 Oktober 2020 waktu setempat.

Waikota Nice, Christian Estrosi mengungkapkan bahwa pelaku dalam penyerangan tersebut berungkali mengucap Allahu Akbar.

Baca Juga: Ditutup Besok, Simak Cara dan Tips yang Wajib Dilakukan Peserta Kartu Prakerja Gelombang 10

"Dalam serangan itu tersangka mengulang tanpa henti kata-kata Allahu Akbar," seperti dilansir RRI.

Dari Insiden tersebut, diketahui seorang korban lanjut usia hampir dipenggal keplanya oleh pelaku. 

Setelah kejadian ini, Prancis telah meningkatkan kewaspadaan keamanan nasionalnya ke level tertinggi.

"Jika kita diserang sekali lagi, itu karena nilai-nilai yang menjadi milik kita, kebebasan, untuk kemungkinan di tanah kita ini untuk percaya secara bebas dan tidak menyerah pada semangat teror apa pun," kata Presiden Macron.

Baca Juga: Penyerangan di Gereja Nice Menewaskan 3 Orang, Berlangsung Saat Hebohnya Karikatur Nabi Muhammad

Pria yang dicurigai membunuh tiga orang di sebuah gereja di kota Nicea dalah seorang Tunisia berusia 21 tahun.

Pria tersebut tiba di Eropa hanya berselang beberapa minggu lalu, menurut sumber yang dekat dengan penyelidikan tersebut.

Tersangka, diidentifikasi sebagai Brahim Aouissaoui, mendarat pada akhir September di pulau Lampedusa di Italia.

Dirinya ditempatkan di lokasi karantina virus oleh pihak berwenang sebelum dibebaskan dengan perintah untuk keluar dari wilayah Italia.

Baca Juga: Ramalan Cinta Hari ini 30 Oktober 2020, Simak Zodiak Mana Paling Beruntung Dalam Kisah Asmara

Berkaitan dengan itu Tunisia  mengecam keras serangan itu dan mengatakan telah meluncurkan penyelidikan, seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat 30 Oktober 2020.

"Tunisia mengutuk keras insiden teroris di Nice dan mengungkapkan solidaritasnya dengan pemerintah dan rakyat Prancis," kata pernyataan dari Kementerian Luar Negeri.

Mohsen Dali, wakil jaksa agung di Pengadilan Tingkat Pertama di Tunisia, membuat komitmen untuk membuka penyelidikan menyusul kecurigaan bahwa seorang warga Tunisia melakukan operasi teroris di luar negeri.

Diberitakan sebelumnya, Peristiwa ini terjadi ditengah berlangsungnya kehebohan atas karikatur Nabi Muhammad yang diterbitkan oleh surat kabar satir Charlie Hebdo.

Baca Juga: Cara Cek Pengumuman Hasil Seleksi CPNS Tahun 2019, Simak Berikut Caranya

Penyerangan di gereja Nice memantik perdebatan sengit di Prancis dan dunia Muslim.

Hal tersebut lantaran penggambaran Nabi Muhammad yang dianggap Muslim sebagai penyerangan, namun dilindungi oleh undang-undang kebebasan berbicara Prancis.

Sebelumnya, kepala polisi nasional Prancis telah memerintahkan peningkatan keamanan di gereja dan masjid awal pekan ini, namun tampaknya tidak ada polisi yang menjaga gereja Nice ketika diserang.

Gereja-gereja Prancis telah diserang oleh para ekstremis dalam beberapa tahun terakhir, dan pembunuhan pada hari Kamis kemarin, terjadi menjelang liburan Katolik Roma.***

Editor: Zaris Nur Imami

Tags

Terkini

Terpopuler