LINGKAR KEDIRI - Krisis di Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma, menandai ujian besar pertama dari janji Biden untuk lebih banyak berkolaborasi dengan sekutu dalam tantangan internasional, terutama pada pengaruh China yang meningkat.
Biden mengatakan, Amerika Serikat sedang bekerja dengan sekutu dan mitra untuk menangani pengambilalihan jenderal.
Presiden AS, Joe Biden menjelaskan dalam pidato kebijakan luar negeri pertamanya bahwa militer Myanmar harus melepaskan kekuasaan dan membebaskan para pejabat dan aktivis yang ditahan dalam kudeta minggu ini.
Baca Juga: Himbau WNI Untuk Tidak Menanggapi Kudeta Militer Myanmar, Begini Pendapat Guru Besar UI
Dikutip oleh lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari laman Antara pada 5 Februari 2021.
“Tidak ada keraguan bahwa kekuatan demokrasi tidak pernah berusaha mengesampingkan keinginan rakyat atau berusaha untuk menghapus hasil pemilu yang kredibel,” ujar Biden.
“Militer Myanmar harus melepaskan kekuasaan yang mereka rebut dan membebaskan para pendukung dan aktivis serta pejabat yang mereka tangkap, mencabut pembatasan telekomunikasi dan menahan diri dari kekerasan,” lanjutnya.
Baca Juga: Ujian Besar Presiden AS Hingga Beri Ancaman Saksi AS Kepada Myanmar Atas Kudeta Yang Terjadi
Dikabarkan mereka menangkap pemimpin terpilih dan peraih Nobel Aung San Suu Kyi serta warga sipil lainnya.