Biden Ajak Masyarakat Internasional Untuk Mendesak Militer Myanmar, Melepas Pejabat Aktivis dan Kekuasannya

- 5 Februari 2021, 15:59 WIB
Presiden AS, Joe Biden.
Presiden AS, Joe Biden. /Tangkap layar YouTube/euronews

Disisi lain Min Aung Hlaing, komandan Angkata Darat telah mengambil alih kekuasan pada Senin.

Ia mengatakan terdapat ketidakberesan dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh Partai Suu Kyi secara telak. Sementara para komisi pemilihan pemungutan mengatakan bahwa suara itu adil.

Baca Juga: Sering Debat, Joe Biden dan Donald Trump Sependapat dengan Kebijakan Satu Ini

Kemudian Gedung putih mengeluarkan pernyataannya mengenai penasihat keamana nasional Biden Jake Sullivan untuk berbicara dengan duta besar Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara  melalui telepon.

Sullivan menyampaikan keprihatinan mendalam Presiden Amerika Serikat terkait kudeta di Myanmar serta menyatakan penghargaan atas perhatian negara-negara ASEAN terhadap krisis ini.

Dalam pernyataan tersebut, Sullivian memberi garis bawah terhadap komitmen Pemerintah Biden untuk memperluas ketertibas AS dengan ASEAN.

Baca Juga: Donald Trump Berpeluang Selamat dari Proses Hukum, Joe Biden: Pemakzulan Harus Tetap Terjadi

Pada senin lalu Biden mengancam untuk memberlakukan kembali sanksi terhadap Myanmar setelah kudeta tersebut dan mengatakan bahwa masyarakat Internasional harus saling bersatu untuk menekan militer agar dapat melepas kekuasaan.

Biden menegaskan kembali bahwa AS memperhatikan orang-orang yang mendukung rakyat Myanmar disaat yang sulit ini.

Dalam pengarahan Gedung Putih kemarin, Sullivan mengatakan bahwa pemerintah sedang melakukan pertimbangan perintah eksekutif sebagai tanggapan atas kudeta itu dan sanksi yang sanksi yang ditujukan pada individu dan entitas yang dikenadalikan militer.***

Halaman:

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah