Biden Ajak Masyarakat Internasional Untuk Mendesak Militer Myanmar, Melepas Pejabat Aktivis dan Kekuasannya

- 5 Februari 2021, 15:59 WIB
Presiden AS, Joe Biden.
Presiden AS, Joe Biden. /Tangkap layar YouTube/euronews

LINGKAR KEDIRI - Krisis di Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma, menandai ujian besar pertama dari janji Biden untuk lebih banyak berkolaborasi dengan sekutu dalam tantangan internasional, terutama pada pengaruh China yang meningkat.

Biden mengatakan, Amerika Serikat sedang bekerja dengan sekutu dan mitra untuk menangani pengambilalihan jenderal.

Presiden AS, Joe Biden menjelaskan dalam pidato kebijakan luar negeri pertamanya bahwa militer Myanmar harus melepaskan kekuasaan dan membebaskan para pejabat dan aktivis yang ditahan dalam kudeta minggu ini.

Baca Juga: Himbau WNI Untuk Tidak Menanggapi Kudeta Militer Myanmar, Begini Pendapat Guru Besar UI

Dikutip oleh lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari laman Antara pada 5 Februari 2021.

“Tidak ada keraguan bahwa kekuatan demokrasi tidak pernah berusaha mengesampingkan keinginan rakyat atau berusaha untuk menghapus hasil pemilu yang kredibel,” ujar Biden.

“Militer Myanmar harus melepaskan kekuasaan yang mereka rebut dan membebaskan para pendukung dan aktivis serta pejabat yang mereka tangkap, mencabut pembatasan telekomunikasi dan menahan diri dari kekerasan,” lanjutnya.

Baca Juga: Ujian Besar Presiden AS Hingga Beri Ancaman Saksi AS Kepada Myanmar Atas Kudeta Yang Terjadi

Dikabarkan mereka menangkap pemimpin terpilih dan peraih Nobel Aung San Suu Kyi serta warga sipil lainnya.

Disisi lain Min Aung Hlaing, komandan Angkata Darat telah mengambil alih kekuasan pada Senin.

Ia mengatakan terdapat ketidakberesan dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh Partai Suu Kyi secara telak. Sementara para komisi pemilihan pemungutan mengatakan bahwa suara itu adil.

Baca Juga: Sering Debat, Joe Biden dan Donald Trump Sependapat dengan Kebijakan Satu Ini

Kemudian Gedung putih mengeluarkan pernyataannya mengenai penasihat keamana nasional Biden Jake Sullivan untuk berbicara dengan duta besar Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara  melalui telepon.

Sullivan menyampaikan keprihatinan mendalam Presiden Amerika Serikat terkait kudeta di Myanmar serta menyatakan penghargaan atas perhatian negara-negara ASEAN terhadap krisis ini.

Dalam pernyataan tersebut, Sullivian memberi garis bawah terhadap komitmen Pemerintah Biden untuk memperluas ketertibas AS dengan ASEAN.

Baca Juga: Donald Trump Berpeluang Selamat dari Proses Hukum, Joe Biden: Pemakzulan Harus Tetap Terjadi

Pada senin lalu Biden mengancam untuk memberlakukan kembali sanksi terhadap Myanmar setelah kudeta tersebut dan mengatakan bahwa masyarakat Internasional harus saling bersatu untuk menekan militer agar dapat melepas kekuasaan.

Biden menegaskan kembali bahwa AS memperhatikan orang-orang yang mendukung rakyat Myanmar disaat yang sulit ini.

Dalam pengarahan Gedung Putih kemarin, Sullivan mengatakan bahwa pemerintah sedang melakukan pertimbangan perintah eksekutif sebagai tanggapan atas kudeta itu dan sanksi yang sanksi yang ditujukan pada individu dan entitas yang dikenadalikan militer.***

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah