LINGKAR KEDIRI – Serangan roket menghantam pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di dekat Bandara Erbil, Irak pada Senin, 15 Februari 2021, malam.
Serangan tersebut mengakibatkan satu kontraktor sipil tewas, dan melukai seorang tentara AS dan lima kontraktor lainnya.
Kolonel Wayne Marotto, Juru Bicara Operasi Inherent Reselve mengonfirmasi jumlah korban tersebut melalui akun Twitternya @OIRSpox.
Baca Juga: Militer Myanmar Semakin Brutal, PBB Mulai Gerah Hingga Siapkan Jurus Gahar
Baca Juga: Masih Gunakan Facebook di Tahun 2021? Simak 5 Alasan Mengapa Anda Harus Memiliki Media Sosial Ini
Beberapa jam pasca serangan, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken merilis pernyataan yang mengutuk serangan tersebut dengan mengatakan AS berjanji akan menyelidiki dan meminta pertanggungjawaban atas serangan tersebut.
Perdanan Menteri Wilayah Semi Otonom Kurdi, Irak, Mansour Barzani juga ikut mengutuk serangan tersebut dengan menyebutnya sebagai ‘serangan teroris’.
Dia juga mengatakan telah membahas serangan tersebut dengan Perdana Menteri Irak, Mustafa Kadhimi melalui sambungan telefon.
Baca Juga: Trump Lolos dari Pemakzulan, Joe Biden: Demokrasi di Amerika Menyedihkan dan Rapuh