"Mereka menggunakan penduduk sipil sebagai alat kebijakan negara untuk mengusir penduduk. Itu adalah bagian tragis dari cerita, negara berhasil membuat penduduk sipil masuk ke dalam proyek fasis," katanya.
Selain penggusuran di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadhan, pihak berwenang Israel telah melecehkan dan menyerang jamaah di tengah-tengah salat di dalam Masjid Al-Aqsa.
Baca Juga: Terungkap! Israel Lakukan Propaganda di Indonesia, Pakar Media Sebut Pendukungnya Sudah Banyak
Selain melecehkan umat Muslim, Israel juga telah melecehkan umat Kristen Palestina saat mencoba memasuki Gereja Makam Suci di Yerusalem untuk mengikuti malam Paskah.
"Pelecehan di tempat ibadah telah meningkatkan kekerasan yang justru berimbas pada warga Palestina," katanya.
Dilansir dari Bekasi Pikiran Rakyat.com dalam artikel berjudul "Kekejaman Israel terhadap Palestina Dianggap Telah Penuhi Syarat Cap Terorisme Negara", Rafael Araya Masry menambahkan, saat ini seluruh negara Amerika Latin (kecuali Meksiko dan Panama) telah mengakui status Palestina sebagai sebuah negara.
Sebagai perwakilan Palestina di wilayah tersebut, dirinya mengatakan tugas COPLAC adalah untuk meningkatkan kesadaran dan mengumpulkan dukungan sebesar-besarnya bagi Palestina untuk mencapai kemerdekaannya.
"Kami akan terus berjuang untuk membuat negara nenek moyang kami terbebas dari penjajahan Israel dan merdeka sepenuhnya." katanya.***(Rivan Muhammad/Bekasi Pikiran Rakyat)