LINGKAR KEDIRI – Konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel menuai banyak kecaman dari berbagai negara, salah satunya Turki.
Kecaman tersebut disampaikan oleh Presiden Turki Tayyip Erdogan terhadap orang Yahudi sebagai sikap anti semit.
Sikap anti semit merupakan suatu sikap permusuha, prasangka, kebencian dan diskriminasi terhadap orang Yahudi, baik sebagai penganut agama Yahudi maupun kelompok etnis.
Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Umi Pipik Sebut Suaminya Beristri 3, Oki Setiana Dewi Ungkap Hubungan Keduanya
Erdogan secara tegas mengkritik Israel lantara melakukan serangan udara di Gaza dan menyebutnya sebagai “negara teror” setelah polisi Israel menembakkan peluru karet ke orang-orang Palestina yang melempar batu di Yerusalem.
Dikutip oleh lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari laman Antara pada 19 Mei 2021.
Juru bicara Departemen Luar negeri Amerika Serikat (AS) Ned Price meminta agar presiden
Turki berhenti berkomentar yang dapat memicu kekerasan lebih lanjut.
“Kami mendesak Presiden Erdogan dan para pemimpin Turki lainnya untuk menahan diri dari komentar yang menghasut, yang dapat memicu kekerasan lebih lanjut,” ujar Price.
“Bahasa anti semit tidak memiliki tempat dimana pun,” lanjutnya.
Korban konflik kedua wilayah ini telah memakan banyak korban dan kerusakan gedung-gedung.
Sebelumnya dikabarkan konflik yang terjadi telah dibicarakan dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
China sebagai Ketua Dewan Keamanan (DK) PBB menekan para anggota dewan untuk berkontribusi dalam mengatasi konflik Palestina-Israel.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mendesak Amerika untuk mendukung DK PBB menjalankan perannya.
“Kami juga mendesak Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab dengan bersikap adil dan bekerja sama dengan mayoritas masyarakat Internasional serta mendukung DK PBB menjalankan perannya dalam meredakan situasi, membangun kepercayaan politik, dan meningkatkan penyelesaian politik,” tutur Zhao Lijian.***