Network
LINGKAR KEDIRI – Kekerasan yang terjadi antara pasukan pertahanan Israel (IDF) dengan kelompok bersenjata Gaza telah memicu perselisihan diplomatik yang parah di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) antara Amerika Serikat (AS) dan Prancis.
Perselisihan tersebut merupakan ketegangan terbuka pertama antara kedua sekutu tersebut sejak Presiden Joe Biden menjabat.
Prancis sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB berusaha untuk mendorong resolusi yang menyerukan diakhirinya permusuhan antara Israel dengan kelompok bersenjata Gaza.
Baca Juga: Korea Selatan Tanda Tangani Perjanjian Dagang Dengan Israel Ditengah Serangan Israel ke Jalur Gaza
Harapan Prancis tersebut mendapatkan tantangan dari pihak Amerika yang terus menentang langkah serupa dalam bebapa hari terakhir di meja PBB.
Upaya terbaru untuk mencapai resolusi diakhirinya permusuhan disambut AS dengan kemungkinan AS akan menggunakan hak vetonya.
"Kami fokus pada upaya diplomatik intensif yang sedang dilakukan untuk mengakhiri kekerasan dan bahwa kami tidak akan mendukung tindakan yang kami yakini akan merusak upaya untuk menurunkan ketegangan," kata juru bicara AS di PBB seperti dilansir Lingkar Kediri dari i24News.
Baca Juga: Denny Darko Meramalkan Aurel Hermansyah Akan Kembali Hamil Tahun Depan: Saya Rasa Anaknya Laki-laki
Dalam usulannya, Prancis tidak menyarankan kapan tanggal pemungutan suara untuk resolusi usulannya dan draft teks resolusi tersebut belum diedarkan luas kepada 15 anggota DK PBB.
Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa langkah tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan tekanan pada AS atau untuk menggarisbawahi pandangan Prancis bahwa pemerintahan baru AS berperilaku sepihak yang mirip dengan masa Trump.
