Israel Serang Al Aqsa Tak Hiraukan Gencatan Senjata? IDF Sebut Iran Aktor Penting Dibalik Permusuhan ini

- 25 Mei 2021, 13:46 WIB
Sejumlah warga sipil Palestina tampak sedang berjalan mengevakuasi diri di tengah konflik Israel dan Hamas.
Sejumlah warga sipil Palestina tampak sedang berjalan mengevakuasi diri di tengah konflik Israel dan Hamas. /Mohammed Salem/REUTERS

LINGKAR KEDIRI - Upaya meredakan hubungan antara Israel dan Palestina dimulai sejak 21 Mei 2021 lalu.

Hubungan yang sempat memanas yang melibatkan saling serang antara Israel dengan Hamas Palestina mengakibatakan banyak bangunan rusak hingga menewaskan ratusan warga sipil.

Sebagaimana diketahui tensi yang meningkat dan memanas hubungan keduanya lantaran aksi pengusiran dan penyerangan Israel ke Palestina menjelang akhir bulan Ramadhan.

Baca Juga: Ramal Karir Politik Anies Baswedan Menjadi Presiden? Denny Darko Ungkap Peluang Menang Besar di Pilpres 2024

Upaya untuk menghentikan serangan tersebut adalah dengan melakukan gencatan senjata yang telah disepakati.

Namun, usai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan Palestina masih terjadi beberpa upaya pengusiran dan penyerangan oleh sebagain masyarakat dan polisi Israel di Masjidil Al Aqsa.

Berkaiat dengan hal tersebut, juru bicara (jubir) Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Jonathan Conricus mengklaim Iran memainkan peran penting dalam permusuhan baru-baru ini antara Israel dan Hamas.

Jonathan Conricus juga mengakui konflik Hamas-Israel tidak mungkin terjadi tanpa adanya 'pengetahuan, pendanaan, keahlian dan keterlibatan langsung dari Iran'.

"Sangat jelas, sidik jari Iran ada di mana-mana dalam hal uang, pengetahuan, personel dan energi yang dikeluarkan," katanya pada Senin, 24 Mei 2021.

Dilansir dari artikel yang sebelumnya tayang di pikiran rakyat dengan judul "Pengakuan Jubir IDF: Iran Memainkan Peran Penting di Semua Konflik Israel-Hamas", Jubir IDF itu juga menuduh bahwa Iran sebagai pengekspor nomor satu dari ketidakstabilan dan teror serta kematian dan kehancuran' di wilayah Jalur Gaza.

Baca Juga: Tahun Depan Muncul Sosok Pemimpin dan Agama Baru yang Merubah dunia, Peramal Dunia Sebut dari Indonesia

"Para ahli, insinyur, dan orang-orang Iran yang berurusan dengan roket dan bahan peledak telah mendidik dan memberi tahu para insinyur Hamas cara memproduksi roket, cara membuat senjata mereka sendiri," kata Jonathan Conricus.

"Seandainya bukan karena intervensi Iran yang sangat spesifik dan terperinci itu, kami (Israel) tidak akan melakukannya berada dalam situasi sekarang," ucapnya.

Dia mencatat bahwa IDF bertekad untuk menangkal aktivitas baik dalam hal lokasi di mana mereka memproduksi senjata, roket dan juga dalam hal personel kunci, teroris, insinyur yang berada di balik semua roket yang telah ditembakkan ke Israel.

Sebelumnya pada 15 Mei 2021, kepala staf angkatan bersenjata Iran, Mayor Jenderal Hossein Baqeri, mencatat bahwa 'kekejaman' Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem dan wilayah pendudukan lainnya hanya memicu peningkatan perlawanan Palestina.

Permusuhan dimulai pada 10 Mei 2021, Hamas mulai menembakkan roket ke arah Israel. IDF kemudian menanggapi dan juga melancarkan serangan udara di Jalur Gaza.

Akibat konflik itu, sebanyak 248 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita.

Baca Juga: Ikatan Cinta 25 Mei: Rumah Tangga Berpeluang Putus? Andin Memarahi Aldebaran karena Masalah yang Belum Pasti

Otoritas kesehatan di Tepi Barat juga mengkonfirmasi 31 orang tewas di wilayah pendudukan, sehingga total sebanyak 279 orang di seluruh wilayah Palestina, sebagaimana diwartakan Anadolu Agency.

Sementara di pihak Israel, ada 12 orang tewas akibat tembakan roket Hamas.

Pertempuran itu kemudian berhenti setelah Hamas-Israel sepakat melakukan gencatan senjata pada Jumat, 21 Mei 2021 lalu.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran Rakyat)

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x