Pria yang mengenakan topeng itu tampak berteriak, “Montjoie! Saint Denis!”, seruan perang royalis berusia berabad-abad, sebelum diakhiri dengan “A bas la Macronie”, atau “Turunkan Macron”.
Baca Juga: Isu Rujuknya Gading Marten dan Gisela Anastasia Semakin Mencuat, Wijin: Saya Gak Bisa Apa-apa
Pada tahun 2018, seruan royalis diteriakkan oleh seseorang yang melemparkan kue krim ke anggota parlemen sayap kiri Éric Coquerel.
Pada saat itu, kelompok monarki ekstrem kanan Action Française bertanggung jawab atas tindakan itu.
Coquerel pada hari Selasa menyatakan solidaritasnya dengan Macron.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Dauphiné Liberé Selasa malam.
Macron mengecilkan insiden tersebut, yang telah menjadi berita utama nasional, menyebutnya sebagai insiden terisolasi yang dilakukan oleh individu “ultra-kekerasan”.
"Aku baik-baik saja. Kita harus menempatkan insiden ini, yang menurut saya merupakan peristiwa yang terisolasi, ke dalam perspektif, "katanya,
Berbicara di Majelis Nasional, Perdana Menteri Jean Castex lebih tegas dalam reaksinya.
“Melalui kepala negara, itulah demokrasi yang telah ditargetkan,” katanya