Sebar Poster Berhijab, Perjuangan Sara Zemmahi Melawan Diskriminasi di Prancis Terima Banyak Dukungan

- 9 Juni 2021, 19:38 WIB
ILUSTRASI Hijab.
ILUSTRASI Hijab. /Instagram.com/lashea_id/

LINGKAR KEDIRI – Seorang teknisi laboratorium, Sara Zemmahi mencalonkan diri sebagai anggota dewan lokal yang diduduki oleh partai berkuasa Presiden Emmanuel Macron.

Terdapat seorang pria dan tiga kandidat lainnya yang sekarang mencalonkan diri sebagai calon independen di kota selatan Montpellier di bawah slogan "Berbeda tapi bersatu untuk Anda".

Baca Juga: Klarifikasi Gisel, Tak Terima Usai Dituding Nistakan Nama Istri Nabi: Menakjubkan Ini dengan Maksud baik

Dikutip oleh lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari laman Reuters pada 9 Juni 2021.  

Perselingkuhan itu meletus setelah sayap kanan mengambil gambar itu sebagai bukti bahwa Macron lemah dalam melindungi nilai-nilai sekuler Prancis, dan mendorong Zemmahi ke dalam pertikaian nasional atas identitas.

Baca Juga: Baru! Kode Redeem FF Kamis 10 Juni 2021, Klaim dan Dapatkan Hadiah Langsungnya

Sementara Zemmahi tak menyerah dan masih mengenakan jilbabnya saat membagikan brosur kampanye di La Mosson.

Zemmahi tidak dogmatis terhadap jilbabnya. Rekan kandidat Zemmahi mengatakan foto kampanye dimaksudkan untuk menggambarkan bagaimana mereka mencerminkan demografi lokal.

Baca Juga: Perilaku Amanda Manopo Mengejutkan Penggemarnya, Dirinya Pamit Dari Media Tanpa Alasan: Goodbye

Sejak Zemmahi terlibat dalam debat nasional terkait peran islam di Perancis, ia mengatakan bahwa ingin fokus pada mempromosikan kesempatan yang sama dan memerangi diskriminasi.

Foto kampanye Zemmahi memecah partai LaRem Macron, yang mencerminkan perpecahan mendalam tentang bagaimana hukum sekuler harus diterapkan, terutama setelah Islam muncul sebagai agama terbesar kedua di negara itu di belakang Katolik.

Baca Juga: Perilaku Buruk Aa Gym di Keluarga, Teh Ninik Ungkap Masa Lalunya: Masih Buruk Atau Tetap baik

Bagi pendukung interpretasi ketat laïcité, sekularisme versi Perancis merupakan hiasan kepala Islam telah menjadi simbol politisasi Islam, penaklukan dan perlawanan terhadap visi Republik tentang identitas Prancis.

Kini pemimpin sayap kanan Marine Le Pen akan menjadi penantang terbesar Macron.

Baca Juga: Turki Kutuk Serangan Terorisme di Kanada, Erdogan Sebut Islamofobia Instrumen Kegagalan Politik Barat

Sementara Mahfoud Benali yang mengepalai Zemmahi mengatakan bahwa Perancis sedang berubah.

"Saya mendukung pejabat terpilih yang mencerminkan masyarakat," katanya,” ujarnya.

Baca Juga: Turki Kutuk Serangan Terorisme di Kanada, Erdogan Sebut Islamofobia Instrumen Kegagalan Politik Barat

Zemmahi mendapat dukungan dan ucapan selamat dari beberapa warga Perancis.

“Jilbab tidak menghentikan Anda menjadi orang Prancis,” katanya.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah