LINGKAR KEDIRI - Konflik antara Rusia dan Ukraina terjadi tidak terlepas dari sejarah panjang antara Rusia dan Ukraina.
Bahkan saat ini konflik antara Rusia dan Ukraina semakin memanas, sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer ke Ukraina.
Sementara invasi Rusia ke Ukraina yang dapat dianalisis, salah satu yang Presiden Vladimir Putin rasakan dan sulit untuk mentolerir yaitu penghinaan terus-menerus Moskow oleh Amerika Serikat sejak pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991.
Baca Juga: AS Tolak Berikan F-35 dan Justru Tawarkan F-16 Viper, Indonesia Langsung Bertindak Tegas ke Amerika
Kota pelabuhan Mariupol yang terkepung salah satu titik nyala pertempuran terpanas dalam beberapa hari terakhir, mungkin disitulah tempat di mana tren peningkatan serangan udara dan artileri Rusia paling jelas dirasakan.
Pejabat Ukraina mengatakan Mariupol berada di bawah serangan udara yang intens, setelah menolak permintaan Rusia untuk menyerah. Dewan kota Mariupol mengatakan pemboman itu mengubah Mariupol menjadi abu.
Pertempuran berkecamuk di jalan-jalan Mariupol. Seorang pemimpin separatis Ukraina timur mengatakan mereka menguasai sekitar setengah kota.
Melansir dari laman Zing News, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan hampir 100.000 orang masih terdampar di Mariupol, menghadapi kelaparan dan serangan udara.