Serangan Rusia Pada Sistem Kereta Api Disebut Gagal Melumpuhkan ‘Jalur Hidup’ Ukraina

- 9 Mei 2022, 18:55 WIB
Ilustrasi invasi Rusia ke Ukraina.
Ilustrasi invasi Rusia ke Ukraina. /Reuters/Alexander Ermochenko/

"Mereka belum menabrak satu pun kereta militer."

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan fasilitas Ukraina yang menggerakkan kereta api telah menjadi sasaran serangan rudal karena kereta api digunakan untuk mengirimkan senjata asing ke pasukan Ukraina.

Sistem kereta api diserang bukan hanya karena sangat penting untuk pasokan militer, kata para pejabat Ukraina.

 Baca Juga: Saat Peringatan Kemenangan Uni Soviet, Ukraina Takut Jika Serangan Rusia Akan Datang Lebih Besar

"Tujuan Moskow adalah untuk menghancurkan infrastruktur kritis sebanyak mungkin untuk alasan militer, ekonomi dan sosial," kata Wakil Menteri Infrastruktur Yuri Vaskov dalam sebuah wawancara.

Dengan kapal perang Rusia memblokade pelabuhan Laut Hitam, jembatan dan pos pemeriksaan yang tumbang menghalangi jalan raya, dan truk pengangkut bahan bakar, jalur sepanjang 22.000 km (14.000 mil) Ukraina adalah jalur kehidupan utama ekonomi yang sedang berjuang dan jalur ke dunia luar.

Kereta api telah mengevakuasi jutaan warga sipil yang melarikan diri ke bagian negara yang lebih aman atau ke luar negeri.

 Baca Juga: Cara Investasi Aman, Modal Rp10 Ribu Bisa Jadi Rp1 Milliar, Simak Baik-baik Agar Tidak Salah Paham

Mereka mulai menjalankan pengiriman biji-bijian kecil ke negara tetangga untuk menghindari blokade maritim Rusia. Ukraina adalah pengekspor biji-bijian terbesar keempat di dunia pada musim 2020/21 dan ekspor yang terganggu oleh perang telah mengganggu rantai makanan global dan membantu memicu inflasi di seluruh dunia.

Secara internal, kereta api mendistribusikan bantuan kemanusiaan dan kargo lainnya. Mereka memungkinkan dimulainya kembali pabrik baja AcelorMittal, di Kryvyi Rih, dengan membawa pekerja masuk dan keluar produk, kata Kamyshin. Mereka membawa korban sipil di mobil rumah sakit yang dikelola oleh Doctors Without Borders

Halaman:

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x