Dalam sebuah postingan di media sosial, Liu Xiaoming, duta besar Tiongkok untuk Inggris, mengatakan langkah AS 'sangat mengganggu' latihan normal militer Beijing dan 'aktivitas pelatihan'.
Juru bicara Kementerian luar negeri Tiongkok, Zhao Lijian menyebut kehadiran pesawat mata-mata AS itu sebagai tindakan provokatif dan mendesak Washington untuk berhenti.
Menurut laporan Global Times, Rudal DF-26B, yang secara resmi diluncurkan awal bulan ini, mampu mengenai target yang bergerak di lautan dan menjadikannya sebagai 'pembunuh kapal induk'.
Dengan jangkauan 4.500 km (2.800 mil), DF-26 dapat mencapai Pasifik Barat dan Samudra Hindia, serta fasilitas militer AS di Guam, Pulau Diego Garcia di Inggris, dan bahkan kota Darwin di Australia.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Ancam Copot Kepala Sekolah Jika Ada yang Ketahuan Tahan Ijazah Sebab Uang
Esper mengatakan AS memiliki tanggung jawab untuk memimpin Pasifik dan 'tidak akan menyerahkan satu inci pun' kepada negara-negara lain yang menganggap sistem politik mereka lebih baik.
Menurutnya, Tiongkok tidak memenuhi janji untuk mematuhi hukum, aturan, dan norma internasional, dan ingin memproyeksikan kekuatannya secara global.
"Untuk memajukan agenda PKT, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) terus mengejar rencana modernisasi agresif untuk mencapai militer kelas dunia pada pertengahan abad ini," kata Esper, mengacu pada Partai Komunis China yang berkuasa.
"Ini pasti akan melibatkan perilaku provokatif PLA di Laut China Selatan dan Timur, dan di mana pun yang dianggap penting oleh pemerintah China untuk kepentingannya," tambahnya.***