"Jika AS masih mengulur waktu menyelesaikan hubungan DPRK-AS semakin tidak berdaya negara tersebut," ucap Kim.
Kim menegaskan negaranya tumbuh lebih maju dibanding negara lainnya soal persenjataan. Salah satunya dengan dirilisnya rudal balistik antar benua (ICBM). Senjata ini menandakan gagalnya negosiasi antara Korea Utara dan Amerika Serikat pada pemerintahan Trump.
Baca Juga: Ancaman Gempa Bumi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara, Magnitudo 8,8 dan Berpotensi Tsunami 15 Meter
- Ancaman Untuk Amerika Serikat
Sebelumnya Korea Utara telah memiliki dua ICMB yang telah teruji, yang pertama adalah Hwasong-14 telah diuji dua kali pada tahun 2017 silam, rudal tersebut mampu menjangkau hampir 10.000 km atau 6.213 mil. Yang berarti dapat menjangkau semua wilayah Eropa Barat dan setengah dari daratan AS.
Lalu yang kedua Hwasong-15, juga diuji pada tahun 2017 silam, memiliki jangkauan 13.000 km. Itu artinya dapat mengirimkan satu hulu ledak nuklir ke mana saja di daratan AS.
Baca Juga: Waspada! BMKG: Gunung Api di Indonesia Dapat Mengakibatkan Tsunami, Simak Wilayah Mana Saja
Kemudian ICBM yang baru saja Kim umumkan, memang belum diuji namun memiliki panjang dan diameter lebih besar dari Hwasong-15. Korea Utara berfokus pada kuat daya ledak sebuah rudal jika diluncurkan. Ini tentu menjadi pukulan telak untuk sistem pertahanan AS.
- Tambahan Koleksi Senjata Baru Korea Utara
AS menganggap bahwa Korea Utara hanya mampu meluncurkan rudal sebanyak yang mereka miliki. Paling banyak hanya 12 rudal saja. Perhitungan ini didasarkan pada masing-masing enam peluncur yang akan berebut sebelum AS sempat membalasnya. Ini merupakan kendala perang nuklir bagi Korea Utara.
Baca Juga: Waspada! BMKG: Terjadi Peningkatan Bencana Hidrometeorologi, Gempa Bumi, dan Tsunami
Namun di tahun 2010, Korea Utara diketahui secara ilegal mengimpor enam truck heavy-duty WS 51200 yang diubah menjadi senjata transporter erector launchers (TELs). Truk ini berfungsi untuk mengangkut rudal dan mendirikan ICBM mereka.