Prancis Berdarah! 3 Jemaat Wanita Tewas Dibunuh dengan Berteriak 'Allahu Akbar' di Sebuah Gereja

- 29 Oktober 2020, 23:50 WIB
Wali Kota Nice Christian Estrosi berbincang dengan aparat kepolisian di lokasi penusukan yang menewaskan 2 orang di dekat Gereja Notre-Dame, Nice, Prancis.
Wali Kota Nice Christian Estrosi berbincang dengan aparat kepolisian di lokasi penusukan yang menewaskan 2 orang di dekat Gereja Notre-Dame, Nice, Prancis. /Twitter Christian Estrosi/

Baca Juga: Pemilik SIM C Dapat Bantuan Covid-19 Sebesar Rp900 Ribu Apakah Benar? Simak Faktanya

Sementara itu di Arab Saudi, sebuah stasiun televisi milik pemerintah melaporkan, bahwa seorang pria Saudi telah ditangkap di Kota Jeddah, tepatnya di Laut Merah setelah menyerang dan melukai seorang penjaga di konsulat Prancis.

Kedutaan Besar Prancis mengatakan, dia berada di rumah sakit setelah diserang menggunakan pisau, meskipun nyawanya tidak dalam bahaya.

Dalam beberapa jam setelah insiden berdarah di Nice terjadi, Polisi pun membunuh seorang pria yang mengancam orang yang lewat dengan pistol di Montfavet, dekat kota Avignon di Prancis selatan.

Baca Juga: Tak Ingin Disibukan Dengan Pelanggaran Teritorial, Indonesia Tawarkan Amerika Investasi di Natuna

Surat kabar Prancis, Le Figaro mengutip sumber penuntutan yang mengabarkan bahwa pria yang menyerang itu menjalani perawatan kejiwaan, dan mereka tidak percaya ada motif terorisme.

Walikota Nice, Christian Estrosi juga membuka suara, yang mengatakan bahwa serangan di kotanya itu telah terjadi di gereja Notre Dame dan mirip dengan insiden berdarah pada awal bulan Oktober ini di dekat Paris, pada saat seorang guru pengajar bernama Samuel Paty, menggunakan kartun Nabi Muhammad di mata pelajaran kewarganegaraan.

Serangan pada hari Kamis pagi itu, bertepatan dengan hari Maulid Nabi Muhammad SAW oleh umat muslim di seluruh dunia.

Baca Juga: Penyusup Laut Natuna, DFW: Kapal Vietnam Sering Melawan dan Menabrakkan Diri ke Aparat

Hal itu juga terjadi pada saat kemarahan umat Muslim yang meningkat, pasca pembelaan otoritas Prancis atas hak untuk menerbitkan kartun, yang membuat para pengunjuk rasa mengecam Pemerintah Prancis dalam aksi demonstrasi di jalan-jalan di beberapa negara mayoritas Muslim.

Halaman:

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x