Pada rapat umum di Nice pada Kamis malam, para pendukungnya meneriakkan agar umat Islam “pulang”.
Tak hanya itu, di rue Alsace Lorraine dekat basilika, pengunjuk rasa pendukung sayap kanan menggedor jendela sebuah restoran Afrika utara.
Baca Juga: Emmanuel Macron Kembali Berkomentar Pembelaan: Terorisme Dilakukan Atas Nama Islam
Akhir pekan ini, penduduk setempat yang berduka atas serangan itu meletakkan bunga di luar basilika Notre Dame de l’Assomption.
Di tengah kerumunan, seorang wanita menangis sambil meratap: "Mengapa kita? Kenapa kita lagi?”
Suasana tersebut adalah suasana sentimen yang menggema hampir di seluruh wilayah Prancis.
Baca Juga: Trump Akan Gugat Pelaksanaan Pemilu di Beberapa Negara Bagian, Kenapa? Simak Penjelasannya
Pembunuhan di gereja wilayah Nice menjadi pukulan keras terhadap negara yang sudah terhuyung-huyung akibat pemenggalan seorang guru sejarah di luar sekolah menengah dekat Paris kurang dari dua minggu sebelumnya.
Samuel Paty, 47, telah menunjukkan dua karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya sebagai bagian dari diskusi tentang kebebasan berbicara.
Pencetakan ulang kartun oleh majalah Charlie Hebdo, telah memprovokasi gelombang protes anti-Prancis di negara-negara Islam seluruh dunia, dan Prancis sangat waspada.