Joe Biden Presiden Amerika Serikat, Palestina Berharap Dapat Memperkuat Hubungan Palestina-Amerika

- 9 November 2020, 07:19 WIB
Presiden Palestina Mahmoud Abbas memberikan ucapan selamat atas kemenangan Joe Biden dalam Pilpres Amerik Serikat.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas memberikan ucapan selamat atas kemenangan Joe Biden dalam Pilpres Amerik Serikat. /Mohamad Torokman/REUTERS

LINGKAR KEDIRI - Kemenangan Joe Biden dalam Pilpres Amerika Serikaat saat mengalahkan Trump mendapatkan apresiasi oleh presiden Palestina.

Sesaat setelah kemenangan Biden untuk menduduki White House, Mahmoud Abbas Presiden Palestinan memberikan ucapan selamat.

Hal tersebut disampaikan dalam surat pernyataan pada Minggu 8 November 2020 kemarin.

Baca Juga: Beredar Video Syur Mirip Gisel! ini Tanggapannya

Dalam Pernyataanya, Abbas mengatakan selamat kepada Presiden terpilih Joe Biden atas kemenangannya sebagai Presiden Amerika Serikat untuk periode mendatang.

Selanjutnya dia berharap dapat menjalin kerjasam anatara Palestina dengan Amerika Serikat untuk mencapai Kebebasan dan Kemerdekaan semua bangsa.

"Saya berharap dapat bekerja sama dengan presiden terpilih dan pemerintahannya untuk memperkuat hubungan Palestina-Amerika dan untuk mencapai kebebasan, kemerdekaan, keadilan, dan martabat bagi rakyat kami," demikian isi pernyataan itu.

Pernyataan tersebut menandakan akan dibatalkannya boikot politik selama tiga tahun terhadap Gedung Putih.

Baca Juga: UNIK! Joe Biden dan Kamala Haris Naik Becak di Solo, Selebrasi dari Presiden Republik Aeng-Aeng

Sebelumnya diketahui, Palestina telah memutus semua urusan politik dengan pemerintahan Presiden Donald Trump.

Hal demikian terjadi, setelah keputusan pemimpin AS itu pada 2017 untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan memindahkan Kedutaan Besar AS ke sana.

Namun meski kontak keamanan dengan Washington berlanjut di belakang layar, pimpinan Palestina merasa semakin terisolasi, terutama setelah Israel menandatangani perjanjian dengan negara-negara Teluk Arab untuk menormalisasi hubungan.

Pada hari-hari sebelum pemilihan, seperti dilansirkan Antara, lingkaran dalam Abbas bertemu untuk membahas apakah mereka harus melanjutkan kontak politik dengan Gedung Putih jika Biden menang.

Bassam Al-Salhe, seorang anggota senior Organisasi Pembebasan Palestina yang dipimpin Abbas, mengatakan pada Minggu bahwa boikot itu terutama terkait dengan apa yang disebutnya sebagai "kebijakan permusuhan" dari pemerintahan Trump.

Baca Juga: Masyumi Reborn, Mahfud MD: Masyumi Bukan Partai Terlarang, Beda dengan PKI

Biden mengatakan dia akan mengembalikan pendanaan ke Tepi Barat dan Gaza yang sebelumnya ditarik oleh Trump, termasuk bantuan yang diberikan melalui Badan Pembangunan Internasional AS dan badan-badan PBB.

Biden pada masa lalu menentang pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki.

Ia juga dan menyuarakan dukungan untuk solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, sebuah formula yang akan mewujudkan pendirian negara Palestina pada masa depan yang hidup berdampingan dengan Israel.

Namun, dia kemungkinan tidak akan membalikkan keputusan mengenai Yerusalem dan kedutaan.

Baca Juga: Hari Pahlawan, PBESI Gelar Lomba Free Fire Untuk Pelajar Tingkat Menengah Sederajat se-Jabodetabek

Biden juga telah menyambut pemulihan hubungan Israel dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan, bahkan ketika Palestina mengutuk tindakan itu.

Di antara warga Palestina yang paling terpukul oleh Trump adalah kalangan pengungsi. Trump pada 2018 memutuskan untuk memotong semua pendanaan AS sebesar lebih dari 300 juta dolar AS (sekitar Rp4,2 triliun) per tahun kepada UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.

"Kekalahan Trump adalah keuntungan bagi kami, bagi rakyat Palestina, karena dia telah menjual perjuangan Palestina," kata Anwar Abu Amira (38), seorang pengungsi di Kamp Pantai Gaza.

Baca Juga: Aa Gatot Brajamusti Meninggal Dunia

DIberitakan sebelumnya oleh Galamedia dalam "Beri Ucapan Selamat Pada Joe Biden, Ini Harapan Presiden Palestina", analis politik Gaza Hani Habib mengatakan kemenangan Biden akan mendorong Abbas untuk kembali terlibat dalam negosiasi dengan Israel.

Hal tersebut diyakini sebuah langkah yang telah lama diserukan oleh komunitas internasional.

Dia mengatakan langkah itu mungkin mempersulit upaya Abbas untuk berdamai dengan saingan utamanya di dalam negeri, gerakan Islam Hamas, meskipun Habib mengatakan Biden tidak akan segera menyentuh masalah itu.***(Dadang Setiawan/Galamedia)

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x