Vaksin Sputnik V COVID-19 Buatan Rusia Terbukti 92 Persen Efektif, Vladimir Putin: Aman!

- 11 November 2020, 22:41 WIB
Ilustrasi vaksin Sputnik V yang sedang dikembangkan Rusia.
Ilustrasi vaksin Sputnik V yang sedang dikembangkan Rusia. //Pixabay/Photo LiztM/

LINGKAR KEDIRI - Vaksin Sputnik V buatan Rusia dikatakan memiliki tingkat efektivitas hingga 92 persen terhadap virus corona baru (Covid-19).

Menurut Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), hal itu berdasarkan data dari hasil uji coba fase pertama yang dilakukan terhadap 16 ribu peserta. Juga, pada fase ketiga saat ini, 40 ribu peserta hanya mengalami efek samping ringan.

Berdasarkan uji coba tersebut, RDIF dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim Vaksin Sputnik V tersebut aman dan tidak memiliki efek samping serius dan tentunya hal tersebut efektif.

 Baca Juga: Kuliner Sroto Sokaraja Khas Banyumas, Nikmatnya Bikin Lidah Bergoyang! Simak Resepnya

Baca Juga: Presiden Korea Selatan akan Menghubungi Biden Besok Kamis Terkait Korea Utara

"Kami menunjukkan, berdasarkan data, bahwa kami memiliki vaksin yang sangat efektif," kata kepala RDIF Kirill Dmitriev, Rabu 11 November 2020, dikutip dari laman Reuters.

Hasil awal penelitian vaksin yang telah dipublikasi dan melalui tahap percobaan, nantinya akan digunakan pada manusia.

Hal tersebut dilakukan berbagai negara di dunia, dalam upaya global untuk memproduksi vaksin dan diharapkan dapat menghentikan pandemi Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 1,2 juta orang dan merusak ekonomi dunia.

Baca Juga: Bikin Nagih! Kenikmatan Kuliner 'Nasi Buk' Kota Malang, Berikut Resepnya Jika Mau Membuatnya Sendiri

Rusia tela mendaftarkan Vaksin Sputnik V ini untuk digunakan kepada publik pada bulan Agustus lalu.

Dengan itu, Rusia menjadi negara pertama yang melakukannya, meskipun persetujuan diberikan sebelum dimulainya uji coba skala besar pada bulan September kemarin.

Berdasarkan data dari uji fase pertama lalu, sebanyak 16.000 peserta telah diuji coba pada tahap pertama dan telah menerima dua dosis suntikan Vaksin Sputnik V.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Wisata Trenggalek Paling Menarik, Ada Bukit Banyon Layaknya Negeri Atas Awan

Alexander Gintsburg selaku Direktur Institut Gamaleya yang mengembangkan vaksin Sputnik V itu mengatakan, hasil sementara menunjukkan bahwa Vaksin Sputnik V itu efektif dan vaksinasi massal akan diluncurkan di Rusia dalam beberapa minggu mendatang.

Uji coba fase ketiga yang dilakukan Institut Gamaleya itu berlangsung di 29 klinik di seluruh Kota Moskow dan melibatkan 40 ribu sukarelawan dengan seperempat diantaranya menerima suntikan plasebo.

RDIF memaparkan, kemungkinan tertular Covid-19 adalah 92 persen lebih rendah di antara orang yang divaksinasi dengan Sputnik V daripada mereka yang menerima plasebo.

Baca Juga: Ekskavasi Arkeologi Tahap III Situs Pendem Kota Batu, Jatim, BPCB: Sepertinya Sengaja Dipendam

Hasil analisis sementara, sebanyak 20 peserta yang dikembangkan Covid-19 sedang diperiksa berapa banyak yang telah menerima vaksin tersebut dibandingkan plasebo.

RDIF mengatakan, uji coba vaksin dari Rusia tersebut akan berlanjut selama enam bulan lagi.

Data dari uji coba, lanjut RDIF, juga akan dipublikasikan di jurnal medis internasional terkemuka setelah dilakukan peninjauan.

Baca Juga: Selain Terapkan 3M di Pilkada 2020, Pemilih Juga Harus Datang Sesuai Jadwal

Hingga Rabu, 11 November, tidak ada efek samping serius yang dilaporkan selama uji coba Sputnik V Fase III ini.

Beberapa sukarelawan hanya mengalami efek samping ringan jangka pendek seperti rasa sakit di tempat suntikan, sindrom mirip flu termasuk demam, kelemahan, kelelahan, dan sakit kepala.

Untuk diketahui, nilai sebesar 92 persen tersebut berada jauh di atas ambang efektivitas 50 persen untuk vaksin Covid-19 yang telah ditetapkan oleh Administrasi Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA).

Baca Juga: Warner Bros Umumkan Tanggal Rilis Baru Fantastic Beasts 3

Sebelumnya, penelitian Vaksin Sputnik V ini dirancang untuk memicu respons dari dua suntikan yang diberikan dengan selang waktu 21 hari.

Masing-masing berdasarkan virus berbeda yang biasanya menyebabkan flu biasa.

Obat itu diberi nama Sputnik V, terinspirasi dari satelit era Soviet yang memicu kompetisi luar angkasa dahulu.

Baca Juga: 8 Nama Pahlawan Nasional yang Telah Perjuangkan Kemerdekaan Indonesia

RDIF sendiri telah mendukung pengembangan vaksin Sputnik V dan akan memasarkannya secara global.

Tak hanya Sputnik V, Rusia juga akan menguji vaksin yang berbeda. Vaksin itu diproduksi oleh Vector Institute di Siberia.

"Penelitian telah menunjukkan dan menegaskan bahwa, pertama, vaksin ini aman dan tidak memiliki efek samping yang serius setelah digunakan, dan kedua, semuanya efektif," kata Putin, dikutip dari kantor berita RIA Novosti, Selasa 10 November 2020.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: Reuters RIA Novosti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah