Buronan FBI, Pimpinan Kedua Al-Qaeda Ditembak Mati Pasukan Operasi Israel atas Instruksi AS di Iran

- 14 November 2020, 22:36 WIB
Ilustrasi teroris.
Ilustrasi teroris. /Pixabay/TheDigitalWay/

LINGKAR KEDIRI - Salah satu buronan paling dicari di dunia yakni orang kedua pemimpin Al-Qaeda terbunuh di Iran pada bulan Agustus lalu oleh pasukan operasi Israel atas instruksi Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari laman New York Times dari laporan pejabat intelijen, buronan tersebut adalah Abdullah Ahmed Abdullah yang dikenal dengan nama samaran Abu Muhammad al-Masri.

Ia ditembak mati oleh dua pria dengan sepeda motor di Teheran, Ibukota Negara Iran. Lantaran, Abu dituduh membantu dalang insiden pengeboman pada tahun 1998 silam di dua kedutaan besar AS di Afrika.

Baca Juga: Kapolri Idham Azis Sebentar Lagi Lengser, Apakah Tiga Nama ini Calonnya? DPR Tunggu Keresmian Jokowi

Baca Juga: Segera Debut, ENHYPEN Tunjuk Jungwon Jadi Pemimpin Grup

Masri dipandang sebagai penerus Ayman al-Zawahri yang diyakini sebagai pemimpin al-Qaeda saat ini.

Tidak jelas mengapa, jika pun ada, peran AS dalam pembunuhan militan kelahiran Mesir pada 7 Agustus itu.

Dikatakan, insiden pengeboman pada 1998 di kedutaan AS, menjadi latar belakang pelacakan dan pembunuhan Masri serta anggota Al-Qaeda lainnya selama bertahun-tahun dalam operasinya di Iran.

Baca Juga: Gelombang Panas di Indonesia Beredar Melalui Sosmed, BMKG Rilis Kondisi Terkini

Namun, Iran sendiri membantah laporan pembunuhan Misri itu.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa tidak ada "Teroris" Al-Qaeda di tanah Iran.

"Dari waktu ke waktu, Washington dan Tel Aviv mencoba mengikat Iran ke kelompok-kelompok tersebut dengan berbohong dan membocorkan informasi palsu ke media untuk menghindari tanggung jawab atas kegiatan kriminal kelompok ini dan kelompok teroris lainnya di kawasan itu," ujar Kemenlu Iran, seperti dikutip dari laman The Guardian.

Baca Juga: Apakah Berbahaya Jika Menggunakan Masker Saat Olahraga? Simak Penjelasan Berikut!

Dilansir dari Reuters, seorang pejabat AS yang berbicara dengan identitas anonim (meyembunyikan identitas), menolak untuk mengkonfirmasi rincian apapun dalam pemberitaan New York Times (NYT).

Pejabat AS tersebut juga mengatakan, atau apakah ada keterlibatan AS dalam insiden tersebut.

Badan Keamanan Nasional Gedung Putih (NSA) belum buka suara terkait komentarnya pada insiden kematian Masri.

Baca Juga: Taman Nasional Gunung Rinjani Tambah Kuota dan Waktu Kunjungan untuk Wisatawan Per 16 November

Seperti diberitakan, Masri tewas bersama putrinya yang juga seorang janda dari anak Osama bin Laden, Hamza bin Laden.

Pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden yang mengatur serangan 9/11 di AS telah tewas dalam serangan oleh pasukan AS di Pakistan pada 2011 silam.

Dikutip dari NYT, menurut penjelasan intelejen AS, Abu Muhammad al-Masri sendiri sebelumnya sempat berada di tahanan Iran sejak 2003, tetapi telah hidup bebas di pinggiran kota kelas atas, Teheran sejak 2015.

Baca Juga: Waspadai Ancaman Erupsi Gunung Merapi Pada Musim Hujan yang Berpotensi Banjir Lahar

Disisi lain, pejabat anti-terorisme AS percaya Iran, juga musuh AS, mungkin telah membiarkan Masri tinggal di sana untuk melakukan rencana operasinya yang menargetkan AS, seperti keterangan NYT.

Tidak diketahui apa, jika ada, dampak kematian Masri terhadap aktivitas Al-Qaeda saat ini dan kedepannya.

Meski telah kehilangan para pemimpin senior dalam hampir dua dekade sejak serangan di New York dan Washington, Al-Qaeda telah mempertahankan afiliasi aktif dari Timur Tengah hingga Afghanistan dan Afrika Barat.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: The Guardian Reuters New York Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah