Kamu Korbannya? Ternyata Kekerasan dalam Hubungan Bisa Dilakukan Tanpa Melukai Fisik Loh! Simak ini

15 Desember 2020, 14:25 WIB
Ilustrasi kekerasan. /PIXABAY/Annabel_P

LINGKAR KEDIRI – Keharmonisan adalah kunci ketahanan dalam hubungan. Tapi tak jarang dalam sebuah hubungan, kita mengetahui bahwa ada perbuatan yang melecehkan.

Tak hanya berwujud kekerasan fisik, tetapi juga emosional yang sering kali merupakan pendahulu dari hubungan yang penuh kekerasan atau disebut dengan abusive relationship.

Abusive relationship dapat dilakukan dengan cara halus, sehingga sulit untuk mengukur apakah dalam hubungan tersebut telah diwarnai kekerasan atau tidak.

Baca Juga: Masih Takut Olahraga Outdoor? Beberapa Olahraga ini Dapat Dilakukan Saat Pandemi Dengan Aman

Baca Juga: Hand Sanitizer Tidak Efektif Cegah Corona Jika Penggunaanya Asal-asalan, Simak Caranya yang Benar

Dikutip dari Insider, berikut tiga diantaranya yang harus anda waspadai:

1. Hubungan yang dihujani cinta dan hadiah

Ketika pasanganmu memberikan banyak cinta, hadiah, dan perhatian dapat diperhatikan bahwa kamu mungkin berada dalam hubungan yang penuh kekerasan.

Pada awal hubungan, kamu akan merasa bergantung padanya.

Baca Juga: Sering Merasa Stres? Tenang, 5 Makanan Ini Akan Membantumu, Salah Satunya Biji Bunga Matahari

“Liburan, hadiah, kontak terus-menerus, atau terlalu banyak informasi dan terlalu banyak minat yang kuat secara keseluruhan. Hubungan narsistik sering kali dimulai terlalu cepat – ini kemudian diikuti oleh siklus mendevaluasi dan naik turun,” ujar psikologi klinis sekaligus pakar narsisme, Ramani Durvasula.

2. Adanya gaslighting

Gaslighting mencoba membuat seseorang percaya apa yang mereka lihat sebenarnya tidak benar. Ini bisa terjadi bahkan dalam kondisi yang paling sederhana seperti pasangan yang kasar bersikeras pasangan mereka meninggalkan piring kotor di wastafel padahal dia sendiri yang melakukannya,” ujar Jor-El Caraballo.

Baca Juga: Ulas Kembali Sejarah Deklarasi Djuanda, Luhut Ajak Millenial Terapkan Budaya Bahari di Era Digital

Para pelaku kekerasan menggunakan gaslighting Untuk membuat korban mempertanyakan persepsi mereka tentang realitas yang membuat mereka tidak terlihat melakukan perilaku kasar padanya.

Gaslighting jarang terjadi satu kali. Pelaku menggunakan untuk membuat pasangan tidak mempercayai pikiran dan perasaan sendiri, lalu memberikan pelaku lebih banyak kemampuan untuk menggunakan kendali. Kebutuhan egois,” tuturnya.

3. Mengontrol hubungan anda dengan dunia luar

Pasangan mungkin akan membatasi kamu untuk berkontak dengan teman tertentu dan cenderung mengisolasi dirimu.

Baca Juga: Mantan Member Wanna One, Yoon Ji Sung akan mengadakan Fan Meeting Saat Natal

“Jelas penting untuk mengeksplorasi bagaimana anda bisa terlibat dengan orang lain secara online, tetapi pasangan ‘tidak mengizinkan’ anda menggunakan media sosial atau melakukan percakapan secara DM, misalnya, adalah tanda peringatan yang serius,” ujar Caraballo.

“Seseorang yang terus-menerus mengungkapkan hal-hal negatif tentang teman atau anggota keluarga yang kamu cintai dan pedulikan mungkin juga menunjukkan kecenderungan untuk mengontrol dan mengisolasi dalam jangka panjang,” lanjutnya.

Baca Juga: Tawarkan Investasi Telekomunikasi Kepada Uni Eropa, Gubernur Maluku: Mari Berbisnis dan Berinvestasi

Parahnya, untuk membuat korban merasa lebih buruk, pelaku menggunakan identitas ras dan gender agar ia mendapatkan kekuasaan dalam suatu hubungan.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: Insider

Tags

Terkini

Terpopuler