11 Teroris MIT Poso Masih Buron, Densus 88 Sudah Amankan 32 Orang Sejauh ini

3 Desember 2020, 21:54 WIB
Pasukan Khusus dikirimkan ke Sigi untuk menemukan Ali Kalora dkk /ANTARA/Rivan Awal Lingga

LINGKAR KEDIRI - 32 orang terduga terorisme jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) telah ditangkap dari wilayah Indonesia sepanjang tahun 2020 oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri (Densus 88).

Kendala terberat Densus 88 dalam menangkap tetoris MIT yakni di wilayah Poso, Sulawesi Tengah dan sekitarnya, lantaran medan yang berat dan penguasaan wilayah yang baik oleh DPO.

Meski begitu, Densus 88 telah berhasil menyergap salah satu anggota MIT, yakni Taufik Bulaga alias Upik Lawangan (UL) di Poso beberapa hari kemarin, yang telah 14 tahun menjadi DPO Polri.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Film Bertema Perjalanan Waktu yang Bikin Merinding dan Tegang, Simak Daftarnya

Baca Juga: Buang Muka? Jangan Salah, ini Tanda Pria yang Sedang Mengagumimu Dilihat dari Bahasa Tubuhnya

Melansir laman Antara, UL merupakan penerus Dr. Azahari bin Husin, teroris asal Malaysia yang tewas dalam penyergapan aparat keamanan Indonesia di Batu, Jawa Timur, pada 9 November 2005.

Analis Utama Intelijen Densus 88 Antiteror Polri, Brigjen Pol. Ibnu Suhendra mengatakan sudah sebanyak 32 teroris MIT telah ditangkap.

"Ini yang terkait dengan simpatisan-simpatisan di luar Sulawesi Tengah, Densus 88 melakukan beberapa penangkapan di Jakarta, Sumatera dan beberapa tempat. Satu tahun ini 32 tersangka teroris yang terkait dengan MIT," ucap Ibnu, Palu, Kamis 3 Desember 2020.

Baca Juga: Tak Hanya Sekedar Ucapan Lho! Ini Beberapa Perilaku yang Dapat Mewakili Rasa Cinta Anda

Sebanyak 32 terduga terorisme jaringan MIT yang ditangkap tersebut, adalah mereka yang berperan mendukung dalam bentuk aliran dana maupun orang-orang yang akan masuk ke wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

32 orang tersebut berhasil digagalkan oleh Densus 88 Polri.

Ibnu juga mengatakan, ada belasan teroris yang masih tersisa, dari sebelumnya yang berjumlah hampir 50 teroris. 

Baca Juga: Donald Trump Berniat Tuntut Twitter dan Facebook, Begini Alasannya

"Saat ini kekuatan MIT sisa 11 orang dari Santoso, dulu 48 sekarang 11 orang, dan kita butuh dukungan masyarakat, seluruh komponen aparat penegak hukum TNI-Polri untuk bahu membahu segera mengungkap dan menangkap Ali Kalora dan kelompoknya," tutur Ibnu.

DPO tindak pidana teroris. Divisi Humas polri

Salah satu kendala membasmi para terduga teroris tersebut adalah sulitnya medan tempat mereka bersembunyi yang membutuhkan ketangkasan dan fisik yang lebih.

“Yang sulit seperti kita ketahui medan di Poso dan sekitarnya sangat berat, ada pegunungan perbukitan seperti di taman Jeka, gunung biru yang membutuhkan pasukan yang luar biasa fisik-nya, sementara DPO mereka kuasai daerah-daerah tersebut,” papar Ibnu.

Baca Juga: Tunda Wajib Militer, K-pop dan Atlet Termasuk BTS Diberi Keringanan Wamil oleh Korsel hingga Usia 30

Diantara terduga teroris di Poso tersebut, beberapa darinya ada yang memiliki keahlian merakit bom hingga ada yang pernah mengikuti pelatihan penggunaan senjata di camp dan persembunyiannya.

Bahkan saat ini, kelompok MIT tersebut masih memiliki sejumlah senjata api, seperti senjata M16, senjata pendek rakitan (pistol) dan beberapa bom rakitan serta amunisi.

Ibnu juga memaparkan, senjata-senjata yang digunakan teroris tersebut ditemukannya di Filipina Selatan, dari kelompok-kelompok yang mendukung kegiatan MIT.

Baca Juga: Duta Besar Arab Saudi Ungkap Kepulangan Habib Rizieq, FPI: Banyak Mantan Pejabat Menangis Minta Maaf

Hingga saat ini, MIT terus melakukan upaya koordinasi dengan kelompok jaringan teroris di Filipina Selatan.

"Ini yang harus kita cegah jangan sampai barang-barang senjata masuk ke wilayah kita,” ucap lulusan Akpol 1993 tersebut.

Ia juga menegaskan, bahwa saat ini gabungan TNI dan Polri berupaya mengejar dan menangkap terduga teroris kelompok MIT Poso, pimpinan Ali Kalora yang diyakini keberadaan-nya masih di Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Wali Kota Malang Beserta Keluarga Terkonfirmasi Positif COVID-19, Sutiaji: Tolong Jaga Kesehatan

Hal itu diyakini Polri, pasca kejadian kekerasan terhadap warga di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Jumat 27 November lalu.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler