Muhammadiyah-NU Tegaskan Teror Perlu Ditangani Bersama, Abdul Mu'ti : Ini Tamparan Keras Bagi Pihak Kepolisian

4 April 2021, 13:09 WIB
Ilustrasi terorisme. /PEXELS/Kat Wilcox

LINGKAR KEDIRI – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas meminta publik tetap waspada pada serangan teror yang terjadi di Mabes Polri, Rabu 31 Maret 2021.

Menurutnya, salah satu tujuan teror adalah menciptakan ketakutan dan ketika publik sudah takut maka stabilitas negara terganggu.

Baca Juga: Pernah Bermimpi Melihat Almarhumah Ibu? Inilah Penjelasannya Menurut Kitab Primbon Jawa

Baca Juga: Strategi China Kuasai Laut Natuna Utara Dinilai Pakar Berbahaya, Gunakan Tekanan dan Paksaan

"Mari kita tidak takut sama teror, karena target utama terorisme adalah rasa takut itu kalau dikelola itu bisa menjadi kekacauan instabilitas," kata Robikin pada Kamis, 1 April 2021.

Robikin juga menegaskan kalau aksi terorisme itu dilarang disemua agama.

“Bahwa dalil dalam agama apapun tidak membenarkan kekerasan dan melakukan penyerangan terhadap institusi negara,” ujarnya.

Baca Juga: Pernah Bermimpi Melihat Almarhumah Ibu? Inilah Penjelasannya Menurut Kitab Primbon Jawa

Baca Juga: Strategi China Kuasai Laut Natuna Utara Dinilai Pakar Berbahaya, Gunakan Tekanan dan Paksaan

Ia juga nengkonfrontasi pemahaman kelompok teror. Kata Robikin, Indonesia itu berstatus sebagai negara yang didirikan atas dasar kesepakatan para pendiri bangsa.

"Dan negara yang sah dalam pandangan agama Islam," kata dia.

Robikin juga menilai fenomena 'Lone wolf' dalam aksi teror menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Pernah Bermimpi Melihat Almarhumah Ibu? Inilah Penjelasannya Menurut Kitab Primbon Jawa

Baca Juga: Strategi China Kuasai Laut Natuna Utara Dinilai Pakar Berbahaya, Gunakan Tekanan dan Paksaan

“Ini tentu jadi PR besar bagi kita semua sebagai warga bangsa,” kata Robikin.

Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti menilai serangan teror di Mabes Polri menjadi tamparan keras bagi pihak kepolisian karena terjadi di jantung markas komandonya.

Baca Juga: Pernah Bermimpi Melihat Almarhumah Ibu? Inilah Penjelasannya Menurut Kitab Primbon Jawa

Baca Juga: Strategi China Kuasai Laut Natuna Utara Dinilai Pakar Berbahaya, Gunakan Tekanan dan Paksaan

Dalam pernyataan resminya di sebuah video yang dikutip Kamis 1 April 2021, Abdul mengatakan bahwa aksi teror ini bukan masalah sederhana, melainkan perkara yang sangat seirus.

"Kita tidak bisa lihat dari sisi skalanya, tapi dari sisi yang dilakukan memberikan pesan yang kuat bahwa ancaman terorisme ancaman serius," kata Abdul Mu'ti.

Baca Juga: Pernah Bermimpi Melihat Almarhumah Ibu? Inilah Penjelasannya Menurut Kitab Primbon Jawa

Baca Juga: Strategi China Kuasai Laut Natuna Utara Dinilai Pakar Berbahaya, Gunakan Tekanan dan Paksaan

Abdul meminta semua pihak tak memandang kejadian ini remeh. Menurutnya, harus ada perhatian khusus dan harus ada pengamanan ekstra bagi aparat dan markas kepolisian.

"Sekarang enggak ada lagi alasan saling menyalahkan dan sekarang bekerja sama bagaimana ancaman terorisme bisa diatasi," ujar Abdul Mu'ti.

Baca Juga: Pernah Bermimpi Melihat Almarhumah Ibu? Inilah Penjelasannya Menurut Kitab Primbon Jawa

Baca Juga: Strategi China Kuasai Laut Natuna Utara Dinilai Pakar Berbahaya, Gunakan Tekanan dan Paksaan

Sebelumnya, diketahui pelaku teror di Mabes Polri berinisial ZA dan beraksi seorang diri atau lone wolf. Kapolri meyakini aksi ZA didorong oleh paham radikalisme teroris, yang kemungkinan terhubung dengan ISIS.

Kapolri juga menyampaikan saat melakukan aksinya, pelaku membawa buku kuning dan membawa sejumlah catatan.

Baca Juga: Pernah Bermimpi Melihat Almarhumah Ibu? Inilah Penjelasannya Menurut Kitab Primbon Jawa

Baca Juga: Strategi China Kuasai Laut Natuna Utara Dinilai Pakar Berbahaya, Gunakan Tekanan dan Paksaan

"Di mana di dalamnya ada bendera ISIS, ada tulisan soal bagaimana perjuangan jihad," ucap Kapolri.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler