Indonesia Rugi Besar Usai Larangan Ekspor Minyak Sawit? Negara Asing Soroti Pasar Sawit Indonesia

21 Mei 2022, 09:30 WIB
Pemerintah harus segera membeli sawit rakyat yang harganya anjlok pasca larangan ekspor CPO /

LINGKAR KEDIRI - Biaya larangan ekspor oleh pemerintah Indonesia diperkirakan sebesar 400 juta dolar per bulan.

Hal itu didapat dari pendapatan negara yang hilang.

India yang merupakan pembeli minyak sawit terbesar dunia, sebelumnya membeli dua pertiga pasokan dari Indonesia.

Baca Juga: Finlandia Percepat Mendaftar ke NATO, Rusia Terang-terangan Mengerahkan Jet Tempur Su-27 ke Wilayah Baltik

Tetapi akhir-akhir ini India mulai membeli lebih banyak dari Malaysia dan Thailand

"Kami mengalami kerugian bulan ini karena pengiriman Indonesia tidak dapat mendarat karena larangan tersebut. Kami membeli dari pemasok lain dengan harga lebih tinggi," kata pembeli minyak sawit yang berbasis di Mumbai.

Sebuah penyulingan minyak nabati yang berbasis di Bangladesh juga menyatakan frustrasi atas keputusan Indonesia.

"Indonesia adalah pemasok terbesar kami dengan pangsa pasar lebih dari 80%. Tapi kami akan menurunkan ketergantungan bahkan jika Indonesia menghapus semua pembatasan," kata kilang yang berbasis di Dhaka itu.

Baca Juga: Finlandia Percepat Mendaftar ke NATO, Rusia Terang-terangan Mengerahkan Jet Tempur Su-27 ke Wilayah Baltik

Pakistan pembeli besar lainnya juga ingin mengimbangi pemasoknya, termasuk dari produsen terbesar kedua dunia, Malaysia.

"Pakistan ingin membeli lebih banyak dari Malaysia, tetapi mereka tidak memiliki cukup stok," kata Rasheed JanMohd, ketua Asosiasi Penyulingan Minyak Goreng Pakistan.

Menteri Industri dan Komoditas Perkebunan Malaysia Zuraida Kamaruddin mengatakan dalam wawancara 10 Mei bahwa beberapa negara pengimpor telah berusaha untuk meningkatkan pasokan minyak sawit Malaysia.

Baca Juga: Polemik Kasus Subang, Tiga Pernyataan dari Danu Ini Diduga Bisa Mengarah ke Pelaku Pembunuh Tuti dan Amel

Namun, Julian McGill, kepala Asia Tenggara di LMC International, mengatakan importir tidak mungkin memutuskan hubungan dengan Indonesia.

"Saat Indonesia masuk kembali ke pasar, sebagai distress seller dari stok besar yang menumpuk selama larangan ekspor, mereka harus menemukan banyak pembeli," katanya sebagaimana laporan Reuters.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

Editor: Haniv Avivu

Tags

Terkini

Terpopuler