Presiden Jokowi Sampaikan Beberapa Strategi Untuk Mengatasi Gelombang PHK

15 November 2020, 09:02 WIB
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi /PresidenRI.go.id

LINGKAR KEDIRI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampaikan tiga poin untuk mengatasi  krisis ekonomi hebat yang dialami dunia, serta dapat mengakibatkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Hal itu disampaikan saat Jokowi saat ia menjadi salah satu pembicara kunci dalam Pertemuan ASEAN Business and Investment Summit 2020 (ABIS 2020) bertema “Digital ASEAN: Sustainable and Inclusive" yang digelar di Hanoi, Vietnam, Jumat (13/11/2020).

Presiden Jokowi dalam pidatonya menyampaikan, krisis ekonomi hebat yang dialami dunia, termasuk negara-negara ASEAN, akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Buronan FBI, Pimpinan Kedua Al-Qaeda Ditembak Mati Pasukan Operasi Israel atas Instruksi AS di Iran

Dimana krisis tersebut akan menyebabkan 30 juta orang di ASEAN terancam Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), sehngga semua kalkulasi bisnis dan ekonomi harus dihitung ulang.

“Pentingnya optimisme, karena di tengah kesulitan terdapat kesempatan, salah satunya adalah percepatan perkembangan digitalisasi di berbagai bidang, dimana banyak aktivitas kerja, bisnis, dan pendidikan harus dilakukan secara virtual,” kata Presiden Jokowi, dikutip Lingkar Kediri dari RRI pada Sabtu (14/11/2020).

Presiden Jokowi melanjutkan, potensi ekonomi digital ASEAN yang ditaksir mencapai USD 200 Milyar pada tahun 2025, baru dapat dipenuhi jika ASEAN mampu melakukan transformasi digital. Presiden juga melihat masih besarnya kesenjangan digital diantara negara-negara ASEAN.

Baca Juga: Gelombang Panas di Indonesia Beredar Melalui Sosmed, BMKG Rilis Kondisi Terkini

Untuk menanggulangi hal tersebut, Kepala Negara menyampaikan 3 poin utama yang penting untuk didorong dalam pemanfaatan teknologi digital di ASEAN.

Pertama, revolusi digital yang inklusif. Presiden menekankan bahwa akses, keterjangkauan dan kapasitas merupakan 3 kunci utama agar demokratisasi digital dapat berjalan.

“Dalam kaitan ini, infrastruktur digital yang disertai pengembangan kapasitas SDM perlu untuk dipersiapkan secara matang,” sambungnya.

Baca Juga: Kapolri Idham Azis Sebentar Lagi Lengser, Apakah Tiga Nama ini Calonnya? DPR Tunggu Keresmian Jokowi

Kedua, perlunya ASEAN untuk menjadi pemain besar, dan bukan hanya pasar dalam ekonomi berbasis digital.

Selain itu, Jokowi menyatakan bahwa ekonomi digital harus dapat membantu UMKM masuk dalam rantai pasok global, karena UMKM adalah tulang punggung ekonomi ASEAN (89-99% dari ekonomi ASEAN).

“Percepatan transformasi digital UMKM akan mendorong bangkitnya roda perkonomian kawasan,” ujar Presiden.

Baca Juga: Segera Debut, ENHYPEN Tunjuk Jungwon Jadi Pemimpin Grup

Ketiga, penguatan sinergi guna menciptakan ekosistem digital yang kondusif.

Dalam hal ini, Presiden mendorong, penguatan kerja sama kawasan untuk mengeliminasi hambatan perdagangan digital, membangun kepastian hukum, menciptakan sinergi regulasi perdagangan digital serta kolaborasi kemitraan antara Pemerintah dan Swasta untuk memperkuat konektivitas kawasan.

Perlu diketahui, Acara ini diselenggarakan oleh Pemerintah Vietnam dan KADIN Vietnam dalam rangkaian KTT ke-37 ASEAN.

Baca Juga: Labuhan Bajo Ragam Pesona Wisata Alam dari Timur Indonesia

Hadir dalam acara itu lebih dari 350 orang peserta yang berasal dari kalangan pemimpin dunia usaha, perwakilan pemerintah dan organisasi internasional, baik di tempat acara maupun secara daring.

Selain Presiden Jokowi, beberapa kepala negara lain tampil sebagai pembicara dalam acara ini antara lain Perdana Menteri Vietnam, Malaysia, Australia, Thailand serta Premier RRT.

ABIS merupakan forum bisnis dan investasi tahunan yang diselenggarakan oleh ASEAN Business Advisory Council (ABAC), dengan mengundang Kepala Negara ASEAN, mitra, think- tank, scholars, dan para CEO dari berbagai sektor usaha.

Baca Juga: Beneran Enak, Bolang-Baling 3 Generasi Ini Terkenal di Yogyakarta

Pertemuan secara umum membahas isu-isu global dalam rangka mencari solusi terhadap tantangan dunia terutama yang mempengaruhi dunia usaha saat ini.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler