LINGKAR KEDIRI - Sekelompok anak kecil muda Indonesia di Indramayu menanam pohon Bakau sepanjang garis pantai laut Jawa.
Penanaman ini diawasi serta dibantu langsung oeh pemerhati lingkungan setempat.
Salah satu permerhati tersebut yakni Samsudin yang merupakan seorang Mantan guru sekolah.
Samsudin mengabdikan hidupnya untuk konservasi dengan menggunakan seni pedalangan dan dongeng untuk menyebarkan pesannya kepada kaum muda tentang pentingnya melindungi hutan bakau di daerah yang mengalami erosi pantai besar-besaran.
“Agar tidak terjadi pasang surut, kami menanam bakau, hutan untuk hewan, dan oksigen agar kami dapat hidup. Saya merangkai semuanya ke dalam cerita saya, ” kata Samsudin dikutip Lingkar Kediri dari Reuters.
untuk diketahu , Indonesia adalah rumah bagi lebih dari seperlima hutan bakau dunia, yang secara alami membantu mencegah air pasang tinggi.
Baca Juga: Cek Keberuntunganmu! 10 Weton Diprediksi Akan Hidup Enak dan Mujur di Tahun ini Menurut Primbon Jawa
Namun selama bertahun-tahun, masyarakat pesisir telah menebang pohon untuk membuka jalan bagi tambak ikan dan udang, serta untuk sawah.
Samsudin mengajar anak-anak setempat yang berusia 11 hingga 15 tahun tiga kali seminggu tentang cara menjaga lingkungan, terkadang menggambarkannya dengan boneka monyet dan orangutan.
Dirinya mengaku telah membantu penanaman 700 hektare di kawasan itu.
Baca Juga: BARU! Kode Redeem FF 6 April 2021, Segera Klaim dan Dapatkan Bundle Gratis
Meskipun upayanya difokuskan secara lokal, masalah ini telah menjadi perhatian nasional dan Indonesia baru-baru ini memulai salah satu kampanye terbesar di dunia untuk memulihkan hutan bakau, menargetkan 150.000 hektar (370.660 hektar) setiap tahun di sembilan provinsi hingga tahun 2024.
Dilansir dari Data Kementerian Kehutanan Indonesia dari 2017 memperkirakan lebih dari 1,8 juta hektar hutan bakau rusak.
Bagi Samsudin, mengajar tentang masalah ini adalah hasil kerja cinta, meskipun dia mengakui beberapa pertanyaan di keluarganya sendiri mengapa dia mencurahkan begitu banyak waktu untuk itu.
Tapi bagi Muhammad Jefri, 12 tahun, salah satu murid Samsudin, pelajaran itu sangat berguna bagi kehidupan manusia.
“Saya ingin melindungi lingkungan, karena itu penting bagi manusia,” katanya.***