Ia juga menjelaskan harga minyak mentah pada Maret 2022 mengalami kenaikkan harga yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka itulah kenaikkan pun juga terjadi pada harga keekonomian Pertamax.
Baca Juga: Kabar gembira! Presiden Akan Berikan BLT Minyak Goreng, Simak Begini Syaratnya
Fahmy juga menerangkan bahwa pemerintah meilai geopolitik yang berkembang mengakibatkan harga minyak dunia mengalami kenaikan yang tinggi hingga di atas 100 dolar per barel.
Situasi inilah yang dianggap menjadi pendorong harga minyak mentah Indonesia atau ICP (Indonesia Cride Price) per barel mencapai 114,55 dolar AS pada per 24 Maret 2022.
Berdasar angka itulah, lonjakan terhitung lebih dari 56 persen daripada periode Desember 2021 yang hanya sebesar 73,36 dolar AS per barelnya.
Baca Juga: Pertamax Naik Harga Rp12.000 per Liter, Indonesia di Nilai Negara Paling Lambat Naikkan Harga BBM
Fahmy juga menilai bahwa kenaikkan harga Pertamax memang memicu terjadinya inflasi, akan tetapi kontribusinya masih terhitung kecil karena proporsi konsumen hanya berkisar 14 persen.
Kemudian, lebih lanjut Fahmy juga meminta supaya Pertamina tidak menaikkan harga Pertalite, karena BBM bersubsidi ini memiliki proporsi konsumen paling banyak, sekitar 83 persen.
Baca Juga: Pertamax Naik Harga Rp12.000 per Liter, Indonesia di Nilai Negara Paling Lambat Naikkan Harga BBM
Sehingga, Fahmy menilai bahwa apabila harga Pertalite juga ikut dinaikkan maka akan memicu inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat.***