“Dengan sawit kita kurangi ketergantungan kita pada minyak. Dan kalau sekarang kita bandingkan harga sawit dengan harga energi, harus (subsidi) lebih banyak ke energi. Jadi persoalannya adalah ketahanan energi,” kata Airlangga Hartarto dikutip dari Reuters.
“(Persentase) pencampuran tidak akan berkurang karena keamanan energi adalah prioritas utama,” tambahnya.
Seperti diketahui bahwa negara Indonesia yang merupakan sumber 60% minyak sawit dunia.
“Jika Anda bergantung pada minyak, hari ini Anda berada dalam situasi bencana dengan harga minyak mendekati $ 110 (per barel),” kata Airlangga Hartarto.
“Di Indonesia, harga energi tidak menular ke masyarakat. Jadi pemerintah membayar delta (selisih) antara harga energi dan harga terjangkau,” kata tambahnya.
Sementara, belum lama ini, Indonesia juga telah mengeluarkan aturan baru, bahwa perusahaan atau industri diizinkan melakukan ekspor namun ini hanya berlaku bagi mereka yang memenuhi Kewajiban Pasar Domestik (DMO).
Disebutkan bahwa dibolehkannya ekpsor ini berlaku sampai enam bulan kedepan.
Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***