Demi Pacu Pengiriman Minyak Sawit, Pemerintah Indonesia Pertimbangkan Untuk Memotong Pajak Ekspor

- 7 Juli 2022, 18:55 WIB
Ilustrasi petani sawit.
Ilustrasi petani sawit. /mediacenter.riau.go.id/

LINGKAR KEDIRI – Indonesia sedang mempertimbangkan untuk memotong pajak ekspor minyak sawitnya untuk mendorong lebih banyak pengiriman.

Ini merupakan langkah lain untuk memacu ekspor setelah larangan yang dirancang untuk melindungi pasokan minyak goreng domestik membuat persediaan minyak sawit membengkak.

Produsen minyak nabati terbesar di dunia telah meluncurkan serangkaian kebijakan

 Baca Juga: TERKINI KASUS SUBANG, Menjelang Penetapan Tersangka, Yosef: Ada Saksi yang Ingin Menjadikan Saya Pelaku

Kebijakan ini bertujuan untuk merangsang ekspor setelah larangan tiga minggu pengiriman yang berakhir pada akhir Mei memicu gangguan di dalam dan luar negeri.

Untuk mendorong ekspor, pemerintah perlu melakukan upaya ekstra untuk segera memotong stok domestik dan menopang harga buah sawit bagi petani yang merosot sejak larangan itu, kata Menteri Luhut Pandjaitan di sebuah acara industri.

"Agar pengiriman bisa mengalir, kita mungkin harus menurunkan pungutan ekspor untuk memberikan insentif bagi pelaku usaha untuk mengekspor," kata Luhut. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut, dilansir LingkarKediri dari laman Reuters.

 Baca Juga: Ikatan Cinta Hari Ini 7 Juli 2022: Papa Surya Mulai Percaya Sosok Ini untuk Lindungi Andin dari Kejahatan Elsa

Indonesia telah memotong pungutan ekspor hingga maksimum $200 per ton untuk bulan Juli dari $375 sebelumnya, tetapi akan ditingkatkan menjadi $240 pada bulan Agustus.

Kementerian Perdagangan Indonesia juga mempertimbangkan untuk menetapkan harga referensi ekspor setiap dua minggu, bukan bulanan, agar lebih mencerminkan harga internasional yang cepat berubah.

Pemerintah menetapkan harga acuan berdasarkan harga minyak sawit di Indonesia, Malaysia dan Eropa dan menggunakannya untuk menentukan besaran pajak ekspor.

 Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 7 Juli 2022, Andin Tak Bisa Jawab, Saat Reyna Tanyakan Hal Ini

Harga referensi terbaru telah ditetapkan di atas $1.500 per ton, menempatkan pungutan ekspor pada tingkat maksimum.

Pajak ekspor terpisah sebesar $288 per ton juga dikenakan bila harga ditetapkan di atas tingkat tersebut.

Harga minyak sawit Asia merosot dalam beberapa pekan terakhir di tengah dimulainya kembali pengiriman Indonesia, produksi yang lebih tinggi dan ketakutan akan resesi.

 Baca Juga: Media Pikiran Rakyat Kembali Sabet Penghargaan Media Brands Award dari SPS

Harga minyak sawit acuan Malaysia telah turun 18% sepanjang bulan ini.

Pemerintah ingin "menghabiskan" pasokan minyak sawit untuk membuka ruang bagi perusahaan untuk membeli lebih banyak buah kelapa sawit dari petani pada saat puncak musim panen di Indonesia.***

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x