Sementara itu, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan, adanya gelombang baru bisa dilihat dari naik turunnya kurva epidemiologi.
Semakin tinggi kenaikan kurva dari dasar, maka tampak jelas terjadinya gelombang Covid-19 yang semakin melonjak tinggi.
Baca Juga: Pelatih Xavi Terang-terangan Merasa Bangga Karena Barca Bermain Lebih Baik dari Real Madrid
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan, puncak gelombang keempat yang dipicu subvarian BA.4 dan BA.5 itu hanya sepertiga dari gelombang yang disebabkan Delta dan Omicron.
"Jadi kita amati di Afrika Selatan sebagai negara pertama yang BA.4 dan BA.5 masuk, puncaknya itu sepertiga dari puncaknya Omicron atau Delta sebelumnya," kata Menteri Budi.
Hal tersebut yang menjadikan, Menteri Budi menilai, jika pada puncak gelombang Omicron, penambahan kasus positif harian mencapai 60.000, maka pada gelombang BA.4 dan BA.5, peningkatan kasus harian diperkirakan hanya 20.000.
"Kira-kira nanti estimasi berdasarkan data di Afrika Selatan, mungkin puncaknya kita di 20.000 per hari," kata Menteri Budi.***