Perlu sekitar 3-5 menit setelah gempa terjadi, untuk data tersebut dapat diterima.
Artinya, hanya tersisa waktu sekitar 15-17 menit setelah data diterima masyarakat untuk dilakukan evakuasi, sebelum gelombang tsunami mencapai bibir pantai.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, Pulau Jawa bagian Selatan menjadi salah satu yang mungkin akan terdampak dari lempeng tersebut.
Baca Juga: Kisah Pilu G30S PKI: 10 Perempuan Tertuduh yang Jadi Korban Salah Tangkap Pembunuh Para Jenderal
"Ada (Pergerakan) lempeng tektonik di Indo-Australia dengan Eurasia atau Lempeng Sunda di sebelah utaranya, sehingga lokasinya ada di selatan Jawa. Di laut lepas," ucap Rahmat.
Rahmat mengatakan potensi itu dapat dilihat dari adanya dua lempeng seismic gap atau kekosongan kegempaan dalam periode waktu yang cukup panjang.
Apabila dua lempeng seismic gap tersebut terjadi patahan secara bersamaan, dapat menimbulkan gempa dengan magnitudo 9,1. Kekuatan sebesar itu, sangat berpotensi terjadi tsunami.
Baca Juga: 7 Fakta Vanuatu, Ceramahi HAM Indonesia tapi Negaranya Kanibal
Parahnya, apabila gempa di dua lempang seismic gap tersebut terjadi, dapat memicu patahan di lempeng lainnya, sehingga menimbulkan gempa bumi dengan magnitudo maksimal.
Rahmat menambahkan, potensi tsunami tidak hanya terjadi di selatan Pulau Jawa saja, namun banyak wilayah di Indonesia bisa juga terdampak, antara lain di Pantai Sumatera, Selatan Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Utara Papua, Manado, dan Sulawesi Utara.