Berujung Maaf, Wasekjen Gerindra Sebut PKI Dulu Menyatu ke PDIP yang Memimpin Koalisi Jokowi-Ma'ruf

- 7 Oktober 2020, 11:17 WIB
Potret Ahmad Dhani
Potret Ahmad Dhani /@ahmadhaniofficial/instagram.com

"Karena saya hanya menyampaikan apa yang ada di benak masyarakat untuk menjadi koreksi bersama," imbuhnya pada Senin, 5 Oktober 2020.

Lanjutnya, ia mengatakan bahwa masyarakat berhak untuk menduga upaya yang mencoba menghilangkan pelajaran sejarah G30S/PKI.

"Masyarakat berhak menduga ada invisible hand (tangan tak terlihat) yang mencoba menghilangkan pelajaran sejarah G30S/PKI, tidak adanya gairah untuk nobar film G30S/PKI," sebut Dhani.

Baca Juga: Dapat Prediksi Gempa Bumi dan Tsunami Jika Makhluk ini Terdampar di Pantai, Berikut 5 Faktanya

Permintaan maaf Ahmad Dhani tersebut terucap, lantaran merasa bersalah atas pernyataannya yang menyindir adanya Neokomunisme atau Komunis Gaya Baru, khususnya kepada fraksinya, PDIP.

Hal tersebut merupakan buntut dari perkaranya sebelumnya yang sudah terlanjur viral.

Dilansir dari Warta Ekonomi melalui Pikiran Rakyat (PR) dalam artikelnya "Wasekjen Gerindra Sebut PKI Dulu Melebur ke PDIP, TNI Waspada! Buntutnya Ahmad Dhani pun Minta Maaf!" pada 7 Oktober 2020, Ahmad Dhani menyebutkan bahaya dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

Baca Juga: Berpihak Kepada Siapa? Berikut Poin Penting Omnibus Law UU Cipta Kerja

"Bahaya laten itu komunis (PKI) karena ada dalam TAP MPRS No 25 tahun 1966. HTI-FPI-DI TII tidak ada di dalam Tap MPR," ujarnya.

Ahmad Dhani melanjutkan, "Jadi fokus saja pada perintah TAP MPRS No 25 tahun 1966," katanya dalam keterangan tertulis pada Senin, 5 Oktober 2020.

Halaman:

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: Pikiran Rakyat Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x