Baca Juga: Mengejutkan! 8 Fakta Mengenai Ancaman Tsunami di Selatan Pulau Jawa
- Dampak Yang Berbeda di Setiap Wilayah
Anomali iklim La Nina saat ini terpantau sudah berkembang di Samudra Pasifik Ekuator dan diperkirakan akan mencapai intensitas moderate hingga akhir 2020. Sehingga perlu diwaspadai dampaknya yang juga dirasakan wilayah Indonesia.
Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation), menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir, dengan nilai anomali telah melewati angka minus 0,5 derajat Celsius, yang menjadi ambang batas kategori La Nina.
Perkembangan nilai anomali suhu muka laut di wilayah tersebut masing-masing adalah minus 0,6 derajat Celsius pada Agustus dan minus 0,9 derajat Celsius pada September 2020.
Baca Juga: Daftar 14 Wilayah Indonesia Terancam Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG: Tidak Hanya Pulau Jawa Saja
"Dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera," kata Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Herizal, Sabtu (3/10).
- Curah Hujan Naik Mencapai 40 Persen
BMKG memprediksi hingga akhir September 2020, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan iklim La-Nina sedang berkembang.
BMKG dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La Nina Moderate pada akhir 2020.
Baca Juga: Perlu Diwaspadai, Mulai Bulan Oktober Berbagai Wilayah Indonesia Terdampak La Nina Kecuali Sumatera
"Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya," kata Herizal.