Perayaan Maulid Nabi 2020 Terancam Ditiadakan

- 20 Oktober 2020, 18:58 WIB
Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati berbeda pada 2020
Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati berbeda pada 2020 /Abdullah Shakoor

LINGKAR KEDIRI – Maulid Nabi ditujukan untuk memperingati hari kelahiran nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad lahir pada 12 Rabiul Awal/ 571 Masehi. Kini telah memasuki peringatan ke 1442 H.

Nabi Muhammad adalah nabi terakhir yang memperjuangkan agama Islam sehingga dapat dirasakan manfaatnya hingga sekarang.

Baca Juga: Tanda Anda Lolos Bantuan UMKM Rp2,4 Juta dan SMS Verifikasi dari Bank

Oleh karena itu, peringatan Maulid Nabi perlu dirayakan. Tujuannya adalah untuk mengingat jasa-jasa beliau dan wujud kecintaan sebagai umatnya.

Masyarakat Indonesia dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad selalu mengadakan perayaan-perayaan.

Perayaan tersebut selalu berisi hal-hal positif seperti berbagi makanan, menceritakan sejarah Nabi, sampai melakukan kirab budaya.

Tiap-tiap daerah mempunyai nama-nama unik terhadap perayaan yang mereka lakukan.

Seperti Sekaten dari Yogyakarta yang diadakan dengan perayaan pasar malam dan menceritakan kisah Nabi SAW di masjid-masjid.

Di Aceh tradisi membagi-bagikan makanan “kenduri” pada fakir miskin. Semua melakukannya dengan suka cita.

Namun, tahun ini mau tidak mau masyarakat harus memikirkan kembali rencana perayaan tersebut tahun ini.

Baca Juga: Cara Peroleh Bantuan UMKM atau Banpres BPUM Rp2,4 Juta untuk Pengusaha Mikro

Dengan adanya pandemi COVID 19, masyarakat akan kesulitan untuk melakukan perayaan-perayaan yang biasa mereka lakukan di tahun sebelumnya.

Disamping itu, pemerintah ketar-ketir karena Maulid Nabi tahun ini jumlah liburnya ditambah.

“Libur dan cuti bersama Maulid Nabi Muhammad tetap dilaksanakan pada Rabu, Jumat 28, 30 Oktober 2020. Namun ada hari kejepit Senin-Selasa dan libur umum Sabtu-Minggu,” ujar Tito Karnavian selaku Mendagri dalam konverensi pers yang disiarkan di kanal Youtube Kesekretariatan Presiden, Senin 19 Oktober 2020.

Ditakutkan bahwa nantinya masyarakat memanfaatkan momentum libur panjang tersebut untuk mengadakan perayaan maupun melakukan perjalanan seperti liburan.

Tito menjelaskan bahwa libur panjang biasanya digunakan orang-orang untuk pergi liburan maupun pulang kampung. Intinya adalah ketika libur panjang, mobilitas masyarakat meningkat.

Baca Juga: Ini Sederet Fakta Tentang 6 Kota yang Bakal Jadi Tempat Piala Dunia U20 pada Tahun 2021

Hal tersebut diduga akan meningkatkan jumlah kasus positif COVID 19. Tito juga tidak menampik perayaan Maulid Nabi pasti masih banyak yang menggelar.

Diharapkan perayaan yang mengundang massa ditiadakan atau diganti dengan cara lain yang lebih aman dari penyebaran COVID 19.

Jika dirasa masih ada yang tetap membuat perayaan, diharapkan harus sesuai protokol kesehatan, jelas Tito.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah