"Pada akhirnya mereka mencari alternatif negara asal impor dan juga tempat produksi baru di ASEAN, salah satunya adalah Indonesia," ucap Fithra.
Pakar Ekonomi dari UI tersebut menilai, baik Joe Biden maupun Donald Trump, memiliki pandangan yang sama terkait Negara China. Perspektif tersebut lantaran memiliki pendekatan kebijakan perdagangan dan ekonomi yang berbeda.
Pendekatan Biden dari Partai Demokrat lebih regional dan asertif, sementara Trump lebih bilateral dan agresif.
Baca Juga: 10 Pesan Pahlawan Kemerdekaan Bung Karno Hingga Bung Tomo, Ingatkan Hari Pahlawan 10 November
Fithra mencontohkan, salah satu kebijakan Partai Demokrat yang mengusung Joe Biden saat ini, dengan menggulirkan Kemitraan Trans Pasifik (TPP).
Hal itu telah dilakukan dan menjadi bagian usaha dari mantan presiden AS, Barrack Obama untuk mengurangi pengaruh China di Asia.
Namun, hal itu berbeda dengan Trump yang diusung Partai Republik, ia lebih condong untuk melakukan langkah agresif secara bilateral.
Baca Juga: 3 Cara Menurunkan Berat Badan dengan Cepat! Pastinya Aman Untuk Kesehatan, Simak ini
Dalam konteks kedua kandidat Presiden AS tersebut, Indonesia menjadi penting lantaran posisi geo-ekonominya yang jadi rebutan banyak kubu.
"Karena jadi alternatif, otomatis posisi geo-ekonominya diperebutkan tidak hanya oleh AS. Kita lihat bagaimana PM Jepang Yoshihide Suga yang ketika terpilih langsung ke sini," ujarnya.