Fithra menambahkan, "Pejabat China juga tampak terganggu dengan kedatangan Menlu AS Mike Pompeo ke Indonesia. Ini bukti Indonesia diperebutkan oleh tiga negara besar ini," paparnya.
Baca Juga: Sejarah Hari Pahlawan 10 November, Dari Tewasnya Mallaby Hingga Bung Tomo dengan Perang 3 Minggunya
Oleh sebab itulah, siapapun pemenang dalam Pemilu AS nanti, dampaknya akan netral bagi Indonesia. Kendati begitu, cara dan strateginya saja yang berbeda.
"Cuma strateginya saja yang berbeda, bagaimana kita memanfaatkan peluang," kata Fithra.
Sebelumnya, Presiden Jokowi, sejumlah pejabat negara, hingga Anggota Komisi I DPR RI bidang luar negeri, Willy Aditya menyambut baik kunjungan persahabatan Menlu AS Pompeo pada Kamis, 29 Oktober 2020, seperti dilansir dari laman Antara.
Baca Juga: Alasan Dibalik Terciptanya UU Cipta Kerja di Tengah Pandemi Covid-19 Indonesia
Kunjungan tersebut dapat menjadi kesempatan bagi Indonesia menyampaikan pesan diplomasi bebas aktif.
"Ini kunjungan biasa. Kita juga selama ini punya Lembaga Persahabatan Indonesia-Amerika. Akan tetapi kunjungan ini dapat kita manfaatkan menyampaikan pesan diplomasi seperti Palestina, ketegangan di Laut China Selatan, dan lain-lain," papar Willy Aditya.
Dia menegaskan, sebagai negara berdaulat, Indonesia memiliki kebijakan luar negeri bebas dan aktif yang tidak dapat dipengaruhi negara tertentu.
Baca Juga: Permintaan Terakhir Ki Seno, Alunan Gending Jawa Ladran Gajah Seno Iringi Proses Pemakamannya