Hari Batik Nasional: Batik di Amerika Serikat dan Soft Power Diplomacy

- 2 Oktober 2020, 10:31 WIB
beberpa delegasi dari berbagai negara dalam rapat PBB menggunakan batik
beberpa delegasi dari berbagai negara dalam rapat PBB menggunakan batik /kemdikbud.go.id

Baca Juga: Harga Emas Terupdate 2 Oktober 2020: Antam, Antam Batik, Retro dan UBS

Pertemuan yang dihadiri oleh kepala negara dari berbagai negara di dunia menjadi momentum Suharto dalam mengenalkan batik. Pada pertemuan inilah Suharto mendeklarasikan bahwa pakaian resmi acara tersebut adalah batik.

Puncak mengenalkan batik dalam kancah dunia dilakukan Indonesia setelah penetapan batik sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

Upaya nyata dilakukan baik pemerintah maupun masyarakat dalam mengenalkan batik ke dunia agar batik memiliki kontribusi bagi kepentingan nasional Indonesia.

Pada masa pemerintahan SBY batik menjadi pakaian wajib pegawai di lingkungan pemerintahan yang harus dikenakan pada hari kamis dan jum’at.

Anjuran penggunaan batik tidak hanya pada pemerintahan namun juga berlaku pada perusahaan swasta kala itu.

Upaya berkelanjutan dilakukan tidak hanya pada pegawai melainkan juga pada berbagai kesempatan. Setiap orang Indonesia baik dari tokoh politik, desainer, pengusaha model dan berbagai pihak berperan serta dalam mengenalkan batik dalam kancah internasional

Pengenalan batik tentunya tidak hanya dilakukan dalam forum internasional, melainkan dikenakan melaui gerai atau toko batik yang dibuka di setiap negara, ekspor batik serta mengirim tenaga pengajar tentang batik, serta pengenalan budaya batik pada wilayah industri dan wisata.

Sangat kental ingatan pengenalan ini yang dilakukan oleh Agnes Monica dalam forum pemuda PBB (United Nation Global Youth forum).

Baca Juga: Hasil Pengundian UCL 2020-2021: Ronaldo VS Messi, De Bruyne dan Lewandowski Jadi Pemain Terbaik

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah