Dari hasil analisi mekanisme sumber, ia melanjutkan, menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan sesar oblique turun (oblique-normal fault).
“Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan ada truk berlalu. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut,” lanjutnya.
Baca Juga: Team Han Ji Pyeong Merapat, 8 Drama Kim Seon Ho Wajib Ditonton Setelah Drakor Start Up Selesai
Lebih lanjut, berdasarkan hasil permodelan, kata Agus, menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Ia melanjutkan berdasarkan hasil monitoring BMKG pada hari Minggu, 13 Desember 2020 yang dilakukan hingga pukul 15.59 WIB. Belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
“Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya,” ujarnya.
Baca Juga: Microphone V Mati, BTS Tetap Profesional Rayakan Kemenangan Daesang
“Masyarakat juga dihimbau agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa,” pungkas Agus.
Menanggapi gempa bumi tektonik yang terjadi di Yogyakarta tersebut BMKG menghimbau agar masyarakat tetap tenang, dan menghindari bangunan yang memiliki kerusakan.***