LINGKAR KEDIRI – Surplus perdagangan Indonesia mungkin telah menyempit menjadi $3,93 miliar bulan lalu.
Hal ini karena melemahnya kinerja ekspor karena aktivitas perdagangan global melambat, menurut ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu membukukan surplus perdagangan yang lebih besar dari perkiraan.
Prekiraannya yaitu sebesar $5,09 miliar pada Juni didukung ekspor minyak sawit yang dilanjutkan setelah larangan tiga minggu dicabut pada Mei.
Perkiraan median dari 12 analis dalam jajak pendapat adalah untuk ekspor menunjukkan pertumbuhan 29,73% secara tahunan di bulan Juli, turun dari bulan Juni 40,68%.
Impor bulan Juli terlihat naik 37,30% secara tahunan, dibandingkan dengan kenaikan Juni 21,98%.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman, yang memperkirakan surplus Juli sebesar $3,85 miliar.
Ia mengatakan kinerja ekspor melemah di tengah aktivitas perdagangan global yang melambat.
Di sisi lain juga adanya penurunan harga batu bara dan minyak sawit mentah dari bulan sebelumnya.
"Harga komoditas terus mendukung kinerja ekspor, namun kekhawatiran resesi global adalah tekanan pada harga," katanya, dilansir LingkarKediri dari Reuters.
Faisal juga seraya menambahkan bahwa impor telah mengejar ekspor berkat pemulihan ekonomi domestik.***