Inggris Raya di Ujung Tanduk, Skotlandia Tuntut Referendum, Ini yang Dilakukan PM Inggris

28 Januari 2021, 12:40 WIB
Ingris Raya di Ujung Tanduk, Skotlandia Tuntut Referendum, Ini yang Dilakukan PM Inggris /Pixabay

LINGKAR KEDIRI – Kekhawatiran akan perpecahan Inggris Raya kembali mencuat setelah Skotlandia menuntut referendum kemerdekaan dari Inggris Raya.

Dilansir Lingkar Kediri dari ANTARA, Di tengah kekhawatiran tersebut, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memutuskan untuk mengunjungi Soktlandia pada Kamis, 28 Januari 2021.

Kunjungan PM Johnson ke Skotlandia adalah untuk menyikapi meningkatnya dukungan atas referendum kemerdekaan Skotlandia dari Inggris Raya.

Baca Juga: Ancaman Pandemi Baru Setelah Covid-19, ini 5 Penyakit Menular yang Harus Diwaspadai

Persatuan Inggris Raya dan Skotlandia semakin memburuk sejak lima tahun terakhir.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kebijakan Brexit yang memisahkan Inggris dari Uni Eropa, penanganan COVID-19 oleh pemerintah, dan seruan Partai Nasional Skotlandia untuk melakukan referendum kemerdekaan Skotlandia dari Inggris Raya.

PM Johnson mengatakan bahwa Skotlandia sebagai bagian dari Inggris Raya mendapatkan akses terhadap vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan vaksin-vaksin yang dikelola oleh angkatan bersenjata mereka.

Baca Juga: Berpotensi Jadi Pandemi Baru, Waspadai Beberapa Penyakit Menular ini, Salah Satunya Virus Marburg

Saat ini diketahui telah berdiri 80 pusat vaksinasi baru di Skotlandia berkat kerjasama dengan Inggris.

"Kita telah bersatu untuk mengalahkan virus. Kerja sama timbal balik di seluruh Inggris selama pandemi ini persis seperti yang diharapkan masyarakat Skotlandia dan itulah yang menjadi fokus saya," kata Johnson dilansir Lingkar Kediri dari ANTARA.

Rencana kunjungan PM Johnson ke Skotlandia mendapatkan komentar miring dari PM Skotlandia, Nicola Sturgeon.

Baca Juga: Lebih Mematikan! Ancaman Pandemi Baru Setelah Covid-19, Virus ini Capai Kematian hingga 75 Persen Kasus

Sturgeon pada Rabu, 27 Januari 2021, menyebut kunjungan PM Johnson ke Skotlandia sebagai contoh yang buruk bagi publik dan mempertanyakan alasan apa pentingnya kunjungan tersebut.

Pemerintahan semiotonom Skotlandia yang dipimpin Sturgeon berharap kekuatan Partai Nasional Skotlandia pimpinanya akan memberinya mandat untuk mengadakan referendum kedua dalam pemilihan parlemen yang akan dilaksanakan pada Mei.

Johnson menanggapi tidak perlu adanya referendum baru setelah hasil referendum sebelumnya pada tahun 2014 menolak Skotlandia terlepas dari Inggris Raya.

Baca Juga: 3 vaksin ini Dikembangkan untuk Melawan HIV, influenza, dan Virus Nipah, Begini Penjelasanya

Pada tahun 2014, sebanyak 55 pemilih menolak Skotlandia berpisah dari Inggris Raya.

Namun demikian, pada tahun 2016 mayoritas orang Skotlandia mendukung Inggris untuk tetap bergabung dalam Uni Eropa pada pemungutan suara Brexit.

Dari hasil pemungutan suara tersebut, Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa.

Baca Juga: Surat Eksekutif dari Kantor Mantan Presiden AS, Trump Diklaim sebagai Juara bagi Rakyat Amerika Serikat

Hal itulah yang memicu kekecawaan dari para nasionalis Skotlandia dan akhirnya menuntut penyelenggaraan referendum kedua dari Inggris Raya.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler