Gencatan Senjata Tak Dilakukan, Hamas Ancam Serang Israel, Pimpinan Sebut Tak Takut Kehabisan Rudal

21 Mei 2021, 13:39 WIB
Ilustrasi pasukan militan Hamas Palestina. /Reuters / Suhaib Salem//

LINGKAR KEDIRI - Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan berbicara dalam rapat umum yang diselenggarakan oleh kelompok militan Hizbullah Lebanon untuk mengekspresikan solidaritas dengan rakyat Palestina, di pinggiran selatan Beirut, Lebanon.

Dikutip dari APnews.com pada Jumat 21 Mei 2021 Hamdan mengharapkan gencatan senjata antara kedua bekah pihak yakni Israel dan Palestina.

Meski pejabat senior Hamas telah mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa ia mengharapkan gencatan senjata antara dua kelompok yang berseberangan di Gaza dan Israel , tetapi ia juga memperingatkan bahwa Hamas "tidak kekurangan rudal."

Baca Juga: Datangkan Rejeki Melimpah, 10 Hewan ini Wajib ada Dirumahmu, Salah Satunya Ikan Koi

Osama Hamdan juga mengatakan bahwa Mohammed Deif, seorang komandan Hamas yang telah diburu oleh Israel selama beberapa dekade, masih hidup dan tetap bertanggung jawab atas operasi militer Gaza.

Deif, juga dikenal sebagai Abu Khaled, sejauh ini merupakan target paling dicari Israel di Gaza.

Dia telah selamat dari berbagai upaya pembunuhan Israel dan jarang terlihat di depan umum.

Sebelum menghilang, Deif mengatakan suatu saat akan memimpin operasi dan mengarahkan operasi gabungan sayap militer Hamas, Brigade Qassam, dan faksi lainnya kepada Israel.

Media Israel mengatakan ada dua upaya yang gagal dilakukan selama perang Israel-Hamas saat ini.

Sejak konflik dimulai, Israel telah meratakan sejumlah gedung perkantoran dan pemukiman tertinggi di Kota Gaza.

Militer Israel menuduh mereka menampung elemen infrastruktur militer Hamas di beberapa gedung yang ada di Kota Gaza.

Baca Juga: Menakjubkan! Ini 7 Keistimewaan Bandara Dhoho Kediri, Telan Biaya 9 Triliun Hingga Status Internasional

Pada hari Sabtu, serangan Israel menghancurkan Gedung al-Jalaa berlantai 12, sebuah kantor dan menara perumahan tempat kantor AP dan jaringan TV Al-Jazeera berada.

Militer memberi peringatan menjelang pemogokan dan penghuni dievakuasi dengan selamat.

Presiden dan CEO AP Gary Pruitt mengatakan, dalam pernyataannya bahwa AP tidak memiliki indikasi atau tanda-tanda kehadiran Hamas di gedung tersebut. “Ini adalah sesuatu yang secara aktif kami periksa dengan kemampuan terbaik kami,” katanya.

Hamdan membantah ada kehadiran militer milik Hamas atau kelompok bersenjata lainnya di gedung itu.

Hamdan mengatakan kelompoknya dapat terus membombardir Israel selama berbulan-bulan jika memilih untuk melakukannya.

"Saya dapat memastikan bahwa apa yang kami lihat selama hari-hari pertama dalam hal pemboman Tel Aviv dan beberapa daerah di Yerusalem, dapat berlanjut tidak hanya selama berhari-hari atau berminggu-minggu tetapi juga berbulan-bulan," Ungkapnya.

Namun dia menambahkan bahwa dia yakin pengumuman gencatan senjata sudah dekat.

Baca Juga: Malaysia Jadi Target Serangan Israel, Mendagri: Tingkatkan Keamanan

Hamdan, yang berbasis di Beirut, adalah anggota biro politik pengambilan keputusan yang kuat di Hamas.

Hamaa sendiri adalah anggota militan dari Persaudaraan Muslim pan-Arab dan telah bersumpah untuk mengejar kehancuran Israel.

Itu telah dicap sebagai kelompok teroris oleh Israel, AS, Uni Eropa, dan sekutu Barat lainnya.

Didirikan pada tahun 1987, Hamas terdiri dari sayap militer rahasia dan organisasi politik di atas tanah.

Pemimpinnya, Ismail Haniyeh, menjalankan Hamas dari pengasingan di Qatar.

Pusat kekuatan kelompok itu tetap Gaza, wilayah kecil yang direbutnya dari pasukan Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang didukung secara internasional pada tahun 2007.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: AP News

Tags

Terkini

Terpopuler