Mengejutkan! Serangan Hamas Menggila Hingga Saingi Israel, Ternyata Miliki Banyak Pabrik Roket Tersembunyi

25 Mei 2021, 08:23 WIB
Ezzedine al-Qassam - Sayap militer dari Partai Hamas, yakni Brigade Ezzedine al-Qassam, menggelar parade militer di Kota Gaza, Sabtu, 22 Mei 2021./PHOTO: ARAB NEWS/CAPTION: OKTAVIANUS CORNELIS/ /ARAB NEWS

LINGKAR KEDIRI - Konflik antara Israel dengan Palestina hingga kini masih berlanjut.

Hal demikian sebagimana diketahui bahwa pemukim yahudi yang di bantu oleh polisi Israel menyerang Masjid Al Aqsa pada hari minggu kemarin.

Kejadian penyerangan tersebut terjadi sesaat usai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas Palestina.

Konflik yang terjadi 11 hari sebelum adanya gencatan senjata membuat sejumlah analisis serta pejabat merespon dengan serius.

Hal demikian dikarenakan, dalam pertempuran tersebut Hamas dapat menandingi serangan Israel dalam mempertahnkan wilayah Gaza Palestina.

 

Bahkan serangan yang dilakukan Hamas ke Israel sebagai serangan balasan menggila berkali lipat dibandingkan tahun 2014 silam.

"Kami sangat terkejut dengan kemampuan Hamas kali ini," ujar seorang pejabat senior Eropa.

Sementara itu, seorang pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri, mengatakan kelompok itu telah mengembangkan keahliannya sendiri.

Mereka telah mahir memproduksi roket dan tidak membutuhkan bantuan.

"Oleh karena itu, setiap upaya untuk memperketat blokade di Gaza untuk membatasi kemampuan perlawanan akan sia-sia," katanya.

Kelompok militan Palestina telah menggunakan roket selama bertahun-tahun.

Sebelum penarikan sepihak Israel dari Gaza pada tahun 2005, permukiman Gaza sering menjadi sasaran tembakan mortir dan roket jarak pendek dari kota-kota terdekat Palestina.

Roket hanya menjadi senjata utama bagi Hamas setelah penghalang militer yang mulai dibangun Israel di sekitar.

Melalui Tepi Barat yang diduduki pada 2003, mempersulit bom bunuh diri dan pria bersenjata untuk menyeberang ke Israel dan melakukan serangan.

Hamas dan Jihad Islam menyelundupkan rudal tingkat pabrik melalui Sinai Mesir hingga penggulingan Islamis Mohammed Mursi pada 2013, Presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis.

Setelah dia digantikan oleh presiden Mesir saat ini, Abdel Fattah al-Sisi, Kairo sebagian besar tersedak rute itu dengan menghancurkan terowongan ke Gaza.

Tindakan keras Mesir memicu apa yang oleh seorang pejabat Israel disebut sebagai pergeseran strategis oleh Hamas.

Mereka akhirnya mengembangkan kemampuan fabrikasi roket lokal dengan bantuan Iran, yang disediakan baik oleh orang Iran yang mengunjungi Gaza dan warga Gaza yang bepergian ke luar negeri.

Sekarang, sumber-sumber Israel dan Palestina mengatakan, para gerilyawan menggunakan dana dan instruksi Iran untuk membuat roket di dalam Gaza yang memiliki jangkauan 200 km (125 mil) atau lebih.

Sebagaimana dilansir Reuters pada Minggu, 23 Mei 2021, beberapa roket dengan hulu ledak membawa ratusan kilogram TNT dan pecahan peluru.

Dikutip Lingkar Kediri dari artikel yang sebelumnya tayang di Bekasi Pikiran Rakyat.com dengan judul "Menakjubkan! Pejabat Iran Ungkap Hamas Miliki 3 Pabrik Produksi Roket Bawah Tanah di Gaza", seorang pejabat keamanan Iran menyampaikan, Hamas sekarang memiliki setidaknya tiga pabrik bawah tanah untuk memproduksi roket di Gaza.

Di hari-hari terakhir konflik, pemimpin Jihad Islam Ziad Al-Nakhala membual tentang kemampuan kelompoknya untuk mengimprovisasi senjata dari bahan sehari-hari.

"Dunia yang sunyi harus tahu bahwa senjata kami, yang kami gunakan untuk menghadapi persenjataan paling canggih yang diproduksi oleh industri Amerika," ujarnya.

"Adalah pipa air yang diubah oleh insinyur perlawanan menjadi roket yang Anda lihat," sambungnya.***(M Hafni Ali Fahmi/Bekasi Pikiran Rakyat)

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Bekasi Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler