LINGKAR KEDIRI – Pasangan di India menyewa pesawat jet pribadi untuk menggelar pernikahan di udara dengan membawa lebih dari 160 tamu serta dituduh telah melanggar protokol kesehatan (prokes).
Gelombang virus korona yang brutal telah merenggut lebih dari 300.000 jiwa di India, karena kondisi tersebut beberapa negara bagian hanya mengizinkan 50 tamu dalam sebuah acara.
Pasangan yang tidak disebutkan namanya tersebut melangsungkan pernikahan di dalam sebuah pesawat jet pribadi sewaan milik SpiceJet pada Minggu, 23 Mei 2021.
Hindustan Times melaporkan, pasangan tersebut menyewa jet tersebut dengan memilih rute penerbangan dari Madurai ke Bengaluru.
Foto dan video pernikahan pasangan tersebut telah tersebar luas di media sosial. Nampak pasangan tersebut mengenakan kalung dari bunga, serta pemandangan para tamu yang berdesak-desakan di dalam pesawat.
Hampir keseluruhan penumpang tampak tidak memakai masker maupun menjaga jarak sesuai dengan prokes yang berlaku di India.
Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil India telah memberi tahu pihak SpiceJet untuk mengambil tindakan terkait pesta pernikahan yang melanggar prokes tersebut dan mengancam akan membekukan izin penerbangan.
Baca Juga: Ria Ricis Akui Ingin Istirahat Jadi Youtuber, Begini Alasannya
Menanggapi hal tersebut, pihak SpiceJet pun angkat bicara. Menurut keterangan resminya, pihak maskapai Spicejet sebelumnya telah memberikan pengarahan dan mengingatkan tentang peraturan prokes kepada seluruh penumpang.
Namun, setelah berulang kali diingatkan, para penumpang tetap ngotot dan tidak mengindahkan prokes yang berlaku.
"Agen dan penumpang tamu diberi pengarahan secara rinci, baik secara tertulis maupun lisan, tentang jarak sosial dan norma keselamatan yang harus diikuti sesuai pedoman COVID baik di bandara maupun di dalam pesawat selama perjalanan," kata juru bicara SpiceJet seperti dilansir Lingkar Kediri dari Al Jazera.
"Meskipun ada permintaan dan pengingat berulang kali, penumpang tidak mengikuti pedoman COVID dan maskapai mengambil tindakan yang sesuai sesuai aturan," tutur pejabat tersebut.
Beberapa negara bagian telah memberlakukan penguncian yang ketat selama enam minggu terakhir karena India menderita gelombang virus korona yang menghancurkan yang telah menyebabkan lebih dari 300.000 kematian.
Dengan lebih dari 26 juta kasus sekarang tercatat, rumah sakit India kewalahan dan para ahli mengatakan jumlah korban pasti jauh lebih tinggi.***